14 September 2012

MALAM YANG GAMANG

Ku awali catatan ceritaku di malam hari ini dengan mata agak sebam. Pikiran tak karuan rasanya, tubuh terasa hampir mau jatuh. Bukan karena habis menangis atau apapun mataku berubah menjadi sebam, namun karena mata ini sudah tak kuat jika terus melihat kondisiku yang sudah sedemikian rupa.

Tak ada yang bisa menjadi tempat bersandarku, ketika aku dalam kondisi seperti sekarang ini. Satu hal yang bisa aku lakukan adalah menggoreskan kata-kata melalui tulisan ini. Bagiku, bukan persoalan mudah jika ku harus mengungkapkan semua ini dalam tulisan ini. Karena aku begitu malu jika sampai tulisan ini terbaca oleh orang lain.

Semua sahabat-sahabatku yang biasanya mewarnai hari-hariku serta memberiku semangat hidup. Kini tak Nampak lagi senyum, canda dan tawa yang menghiasi  hariku tadi. Aku sadar bahwa aku harus bisa tegar jika dihadapkan dengan kondisi seperti saat ini. Aku pun sadar bahwa sahabat-sahabatku juga punya kehidupan serta permasalahan sendiri, tak mungkin terus memberikanku semangat jika toh mereka juga sedang ada masalah.

"Ketika Malam Datang, takseorangpun dalat mengerti semua tentang gelap. Ku hanya tertegun menatap  sang rembulan yang tak pernah lelah memancarkan sinarnya"
Malam ini, ku sempatkan waktu untuk menghabiskan sedikit malam mencoba menguraikan benang permasalahan hidup. Ditemani segelas kopi, ku putar balik pikiranku. Kucurahkan semua yang bisa aku curahkan. Kurasakan semua yang bisa kurasakan. Kunikmati semua yang bisa kunikmati. Sembari berharap esok hari lebih baik. J

Kegamangan malam kiranya pas untuk melukiskan malam hatiku saat ini. Malam minggu yang bagi kebanyakan orang adalah malam yang special, malam di mana bisa menghabiskan malam, berdua dengan sang pujaan hati. Tapi hal itu tidak berlaku bagiku. Banyak persoalan yang harus segera aku selesaikan. Terkadang aku juga merasa iri, jika ku lihat hilir mudik orang-orang yang melintas di depan tempatku duduk menghabiskan waktu mala mini. Tampak wajah mereka begitu sumringah, dengan senyum melebar berpacu dengan melodi malam.

Aku masih ingat betul dengan tempo dulu, saat salah seorang sahabatku masih sering bersamaku. Hampir tiap malam mingguan ku susuri jalan-jalan protocol kota Semarang mencoba mencari sesuatu yang tersembunyi di waktu  malam hari. Sahabatku mengajakku memahami realitas kehidupan malam, yang oleh sebagian orang selalu mendapatkan predikat “Buruk”. Namun, setelah beberapa kali ku mencoba memahami realitas kehidupan malam kota Semarang tak selamanya kehidupan malam itu “buruk”. Ada beberapan sisi positif yang aku temukan dalam proses penafsiran kehidupan malam itu. Yah, setidaknya sekarang aku sudah tahu’

‘warung kucingan’ Toko idjo di kawasan Ngaliyan Semarang, merupakan sebuah tempat dimana aku sering menghabiskan malam bersama sahabat-sahabatku. Di tempat ini, tak jarang pula kita membicarakan kehidupan masa depan. Di mala mini sempat aku merasa terkejut, saat salah seorang sahabatku berkata kepadaku melalui pesan singkat bahwa ‘dia membutuhkan aku, membutuhkan teguranku saat dia melakukan kesalahan’ sebuah kata-kata yang sempat mebuatku sesak. Apakah dia tidak pernah merasakan setiap sikapku kepadanya saat dia terlalu over dosis dalam memaksakan kehendaknya? Apakah aku harus selalu mengingatkan dengan kata-kata yang nyata? Aku rasa tak mungkin aku melakukan hal tersebut. Karena kita sama-sama sudah besar sudah pantaslah jika sudah bisa menggunakan fikirannya secara lebih bijak. Namun apa? Sikap keras kepalamu, sikap ketakutanmu mengalahkan semua masukan sahabat-sahabatmu tentang sebuah persoalan.

Di akhir catatan ini, aku hanya berharap pada Tuhan, aku mendapat kekuatan untuk melewati semua liku-liku kehidupan ini. Aku bisa menguraikan setiap persoalan hidupku mala mini. Serta semua sahabat-sahabatku juga mengerti akan sebuah sikap sahabat yang lain. Tak perlu terlalu memaksakan kehendak, ketakutan jika ternyata masih ada sahabat-sahabat yang selalu setia di belakang kita.

Dear friends,
Elf dalam dekapan malam.
Toko idjo, 8 september 2012.


05 September 2012


Keheningan Jiwa

Tak ada rasa apapun mala mini. Ku tak mengerti dengan yang terjadi pada diriku. Ingin ku sekali merebahkan tubuhku dan bersandar dalam dekapan ibuku. Berat hati ini utk melepaskan semua yang telah terjadi menjadi sebuah cerita belakan.

San purnama menampakkan sinarnya di keheningan malam. Ku tatap sang purnama tuk membayangkan wajah sang ibu yang baru saja aku temui. Ku tatap sang purnama sekali lagi untuk membayangkan orang yang aku kagumi. Ku tak mengharapkan sosok itu membalas rasa sayangku pada dirinya.

Jika, kelak Tuhan menujukkan takdir itu. Ku akan berusaha menerimanya walaupun itu pahit. Benar apa yang sering aku dengar dari para pujangga jalanan, bahwa rasa tak bisa dipaksakan. Sekuat apapun paksaan itu, rasa akan berjalan sesuai dengabn naluri manusia.
Tak tahu kemana arah akan membawaku

Ku tahu, ku bukanlah sosok yang sempurna dimatamu dan bukanlah sosok yang patut dibanggakan untuk ibuku. Tapi bukan sebuah kesempurnaan yang akan aku persembahkan untuk kalian berdua. Namun, hanya penghormatan dan kasih saying sempurna yang akan aku persembahkan untuk kalian berdua ibu dan kau.

Kini ku telah miliki keheningan jiwa. Berpacu dalam melodi sebagai keparsahan pada sang Kholiq

Saifudin Elf, (dalam kesendirian ku berpaku, mencoba menerka maksud Ilahio Robbi)

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram