13 May 2013


Perjuangan Awal, Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo

Gedung I Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo Semarang
Kabar perubahan Fakultas Dakwah (FD) IAIN Walisongo Semarang menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) baru-baru ini santer terdengar di kalangan mahasiswa IAIN Walisongo. Sebagai salah satu mahasiswa yang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif semester VIII di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, saya pun ikut senang dengan perubahan ini. Namun, nampaknya saya belum sepenuhnya percaya bahwa FD IAIN Walisongo telah bertranformasi menjadi FDK.
Setahuku, baru di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Alauddin Makasar yang sudah memiliki Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Hingga kabar ini terdengar, tepatnya 8 Mei 2013 IAIN Walisongo menjadi satu-satunya IAIN yang memiliki Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Selebihnya, dari beberapa IAIN di Indonesia hampir semua adalaha Fakultas Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, maupun Fakultas Dakwah, Adab dan Ushuluddin.
Dalam hatiku hanya dapat mengucap syukur Alhamdulillah atas perubahan ini. Meskipun perubahan secara kelembagaan IAIN Walisongo menjadi UIN Walisongo belum sempat terjadi. Akan tetapi, setidaknya perbahan FD menjadi FDK menjadi pemacu berbagai kalangan di lingkungan FDK untuk menyongsong rencana besar transformasi IAIN Walisongo menjadi UIN Walisongo.
Hingga kabar perubahan FD menjadi FDK berhembus pada Jum’at 10 Mei 2013. Kepercayaanku belum juga muncul terhadap kejadian ini. Banyak sekali kalangan di lingkungan IAIN Walisongo yang memperbincangkan pristiwa ini. Ya, tepatnya hari Rabu, 8 Mei 2013 Fakultas Dakwah IAIN Walisongo resmi bertranformasi menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Hal ini ditandai dengan pelantikan Dekan, Wakil Dekan 1, 2 dan 3 Fakultas Dakwah dan Komunikasi di Audotorium 1 kampus 1 IAIN Walisongo Semarang.
Banyak harapan yang bermunculan dari berbagai kalangan, khususnya mahasiswa FDK IAIN Walisongo yang telah lama menatikan gerakan FD IAIN Walisongo untuk merealisasikan rencana besar perubahan IAIN Walisongo menjadi UIN Walisongo. Setelah sebelumnya di Fakultas Dakwah juga dibuka jurusan baru yaitu Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) pada masa pendaftaran mahasiswa baru jalur SPMB-PTAIN.
Tranformasi ini, nampaknya mampu membangkitkan kembali gairah civitas akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk terus memperbaiki segala aspek pelayanan akademik serta pelayanan kemahasiswaan. Terutama dalam pengembangan kurikulum pendidikan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Tepat hari minggu tanggal 12 Mei 2013, saya melihat sendiri spanduk di kampus IAIN Walisongo yang bertuliskan “Selamat dan Sukses atas dilantiknya Dekan berserta Wakil Dekan 1, 2 dan 3 Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo”. Sontak, spanduk tersebut membuatku tidak percaya. Ternyata kabar yang sempat terdengar tempo lalu adalah kenyataan. Aku pun hanya bisa tersenyum bahagia melihat kenyataan ini. Keinginanku untuk menyandang gelar sarjana dari UIN Walisongo Semarang nampaknya akan segera tercapai. Tentunya dengan usaha, do’a dan kesabaran, insyaallah akan bisa terlaksana.
Selamat berjuang almamaterku tercinta IAIN Walisongo. Selamat melangkah Fakultasku tercinta Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Saya rindu dengan perubahan ini, perubahan untuk satu langkah kemajuan.

Semarang, 12 Mei 2013

10 May 2013


Aku, Atau Kalian sih ?
Engkau yang memunculkan amarahku pagi ini, salahkah aku jika nanti aku begitu ?
Di sudut perantauan

Entah apa yang terjadi pada diriku saat ini ? Aku semakin tidak tahu dengan semua ini. Oh Tuhan, berikan hamba kekuatan untuk menghadapi semua ini. Apa ini karena aku yang terlalu baik hati ? atau mungkin karena aku yang sering melakukannya ? entahlah.

Embun pagi yang menetes di atas dahan rerumputan. Nampaknya, belum mampu memberikan ketenangan untuk jiwaku yang kalut ini. Hangatnya sinar mentari juga belum mampu memberikan kehangatan dalam setiap langkah dan tutur kataku.
“Pagi yang gamang”, pekikku dalam hati. Inilah ungkapan jiwaku di pagi yang menurutku nampak begitu cerah dan mampu berikanku semangat hidup walaupun hanya di “awal subuh”. Kini, engkau telah buatku semakin kalut dengan kelakuanmu kepadaku.

“Bagiku, It’s Ok. Jika kamu saja bisa melukannya, mengapa aku tidak”, sekali lagi hatiku merintih menahan sakit. Jika bukan karena tanggung jawabku mengayomi kalian. Mungkin aku sudah keluarkan semua kata-kata yang biasa aku gunakan untuk menghentak orang lain.

“Engkau mau aku seperti itu ?”, tanyakau pada orang yang sudah berlalu meninggalkanku.

“Bukan, karena apapun aku menerapkan peraturan seperti ini. Namun, karena aku tak mau kalian merasa terkekang oleh peraturan yang kita sepakati bersama”, rintihan hatiku yang berulang.

Jika, saja Tuhan pagi ini mengirimkan sang Dewi Amor. Mungkin diriku bisa menebarkan sejuta kata penuh cinta, sejuta kata penuh makna dan sejuta kata penuh kebijaksanaan. Namun itu hanya sekedar angan-angan belaka.

“Pud, kamu terlalu baik hati ? Atau gara-gara kamu juga melakukannya ?”, tanyaku salah seorang kepadaku, di sudut Karangawan. “Owalah dasar gemblung”, cercanya padaku.

Kata-kata itu kini, masih menggelayut di dalam pikiranku. Ada apa dengan sikapku ini, setelah kejadian di pagi buta ini. Tekadku semakin bulat untuk segera mengambil langkah taktis untuk segera meredam segala amarah yang mungkin akan nampak nanti, esok atau lusa.

“Biar mereka bicara…”, ucap Iwan Falls dalam lagu “Buku Ini Aku Pinjam”. Menemaniku di pagi yang kalut ini.  Tuhan, jika pagi ini Engkau kirimkan Socrates, mungkin aku bisa menggunakan logikaku. Harapan, tinggallah harapan.

“Tuhan, ijinkah aku unutuk menjalankan langkah ini. Aku tidak ingin setelah pagi buta ini, ada sesuatu hal di luar garisMu”, bisikku dalam hati.

Jika aku telisik lebih jauh, memang di tempatku inilah tempat yang menurutku paling semrawut. Tidak teratur dan sebagainya. Tapi, bagiku ini bukan menjadi tolak ukur keberhasilan. Menurutku, tingkat kenyamanan serta tingkat emosional antar individu menjadi tolak ukur tersendiri.

Jika aku harus memilih, pasti aku akan memilih “Peraturan seperti di tempat lain” bisa diterapkan di sini. Jika memang kalian tidak bisa dikondisikan. “Dikasih Hati, merogoh Rempelo”, istilah itu nampaknya mampu melukiskan peristiwa pagi buta ini.

“Bukan aku, karena kalian. Bukan kalian karena kau. Tapi ini semua karena aku dan kalian, hingga aku dan kalian karena itu”.

“Sebenarnya, aku atau kalian sih ?”, keluhku pagi ini.

Demak, 8 Mei 2013
Berpose bersama dengan Bpaka dan Ibu Carik Turitempel

Berpose bersama dengan Bpaka dan Ibu Carik Turitempel

Di Kadilangu Demak

Keluarga Berencana :D

Begundal-begundal posko 50 :D

Boy Band Posko 50

Duo Macan Posko 50 :D

Bertiga saja


08 May 2013


Kisahku, Semulus Jalan Tol kah ?
Oleh: saifudin elf

Kesan terindah,
Tubuhku terasa sumringat sekembalinya aku dari kota Semarang. Maklum saja, sudah hampir 4 hari ku berada di Semarang. Tentunya, bukan untuk kegiatan bersenang-senang apalagi kegiatan jeng-jeng. Yaps, benar banget. Baru saja aku mengikuti pelatihan Pengawasan Pemilu yang didakan oleh BAWASLU-RI.
Tiada kusangka, diriku bisa mengikuti pelatihan tersebut. Secara, aku bukan siapa-siapa. Berununtg banget aku waktu itu, menjadi salah satu pesertanya. Selain, ilmu baru mengenai pengawasan pemilu yang aku dapat. Akan tetapi di balik itu, ada sebuah kemewahan sesaat yang aku rasakan.
Maklum saja, kebetulan pelatihan tersebut diadakan di Hotel Novotel Semarang. Kebetulan udah yang kedua kali ini, aku berkegiatan di hotel tersebut.
Untuk kali pertama, kalo tidak salah kegiatan Deradikalisasi Agama yang diadakan oleh KOMINFO-RI bekerjasama dengan FD-IAIN Walisongo. Namun, waktu itu kegiatannya hanya sehari. Jadi, setelah selesai  aku segera bergegas pulang.
Ada suasana yang berbeda dengan kegiatanku di Hotel Novotel kali ini. Kebetulan kegiatan pelatihannya berlangsung selama  hari. Otomatis aku harus bermalam di hotel mewah di sudut kota Semarang ini. Ah, nyaman sekali suasana hotel ini. Dari beberapa kali kegiatan bermalamku di beberapa hotel si Semarang, baru di hotel inilah aku bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa. Thaks Bawaslu-RI.
Waktu itu aku check-in Hotel sekitar jam 20.00. Perjalanan selama hampir 1,5 jam aku tempuh dari Demak-Semarang, maklum saja waktu itu aku masih di lokasi KKN. Sehingga terpaksa harus kulalui beberapa laur birokrasi di lokasi KKN untuk bisa pergi ke Semarang dan mengikuti kegiatan tersebut.
Sambutan hangat ditunjukkan oleh para punggawa BAWASLU-RI sesampainya aku di lokasi kegiatan. Kuikuti semua proses dan tahapan pelatihan dengan penuh rasa tanggungjawab. Karena aku tidak mau membuang-buang kesempatan yang telah datang kepadaku untuk menimba ilmu baru. Selain ilmu baru yang kudapat. Iklim heterogen Ormas yang juga ikut kegiatan tersebut juga nampak terlihat dengan jelas.
Satu hal yang kusalut dari beberapa orang perwakilan dari Ormas tersebut adalah perwakilan dari Wanita Katholik Indonesia (WKI). Tidak ada kecanggungan sama sekali sewaktu mengikuti kegiatan pelatihan ini. Walaupun hampir semua peserta pelatihan ini adalah komunitas muslim. Aku banyak belajar dari wanita-wanita katholik ini. Selain mudah membaur dengan orang yang beda keyakinan, akan tetapi wanita ini juga memiliki kesantunan dalam berucapa. Thanks atas pelajaran tersurat dari kalian. Benar adanya istilah “Lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang berkata”. It’s right bro.
Komunikasiku dengan beberapa perwakilan WKI tersebut juga lancar. Beberapa kali kami sempat terlibat perbincangan. Yah, kesan itulah yang selalu nampak saat diriku terlibat perbincangan dengan mereka. Sikap saling menghormati dan menghormati juga mereka tunjukkan pada diriku. Apalagi saat mendekati pelaksanaan sholat Jum’at, mereka menunjukkan dimana lokasi masjid terdekat dari hotel ini. “Super sekali”, begitulah ucap Mario Teguh di suatu kesempatan. Kembali menginspirasi langkahku waktu itu.
“Show up Your Capability”, tidak ada perkenalan tanpa kesan mendalam di setiap pertemuan. Tak ada kemampuan yang dapat diketahui orang lain selain, diperlihatkan. Yah, bagiku istilah ini bisa saja diterapkan. Tentunya dengan melihat situasi di mana kita berada.
Waktu sudah hampir menunjukkan jam 10.00 saat acara pelatihan tersbut memasuki sesi penutupan. Nampak ketua BAWASLU-RI Nasrullah duduk di Podium depan didampingi ketua Bawaslu Jateng. Dengan segera kegiatan penutupan kegiatan pelatihan dapat dilaksanakan dengan penuh kehikmatan dan tentunyan dengan lancar tanpa kendala.

“Dari Bawaslu Kita Selamatkan Pemilu Indonesia” pekik Nasrullah, member semangat kepada peserta pelatihan.
(Hotel Novotel, 1-3 Mei 2013).

Esok atau Lusa,
Esok harinya, tepat tanggal 4 Mei 2013. Kembali kuikuti kegiatan di hotel. Kali ini di Hotel Siliwangi Semarang pada kegiatan seminar sehari Pilgub Jateng bersama Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Jateng.
Kali ini, aku mengajak beberapa juniorku untuk menemaniku mengikuti kegiatan ini. Lima perwakilan dari kampusku tercinta IAIN Semarang termasuk diriku berada di aula Hotel Siliwangi waktu itu. Tidak seperti biasanya, aku bisa Ontime mengikuti kegiatan. Alhamdulillah, bisa memberikan contoh yang baik buat junior-juniorku.
Banyak problematika yang terjadi dalam persiapan pelaksanaan Pilgib Jateng tahun 2013. Gambaran umum mengenai peta politik dalam pertarungan menuju Jateng 1 dipaparkan oleh pemateri dengan begitu lincahnya. Sehingga tidak perlu pemahaman yang mendalam, karena gaya penyampaian yang sederhana mampu memberikan pemahaman yang ringan. Thanks to PKDM Central Jawa Province.
Setelah kegiatan seminar sehari itu selesai, ada kesan yang memberikan kesenangan buatku. Apa itu? Yah, kesan dari junior-juniorku yang aku dengar tentunya”
“Bagaimana kesanmu ikut kegiatan tadi dek” tanyaku pada salah seorang juniorku.
“Pengalaman pertama kegiatan di hotel mas, mantaph” jawabnya singkat.
“Syukurlah, kalau seperti itu adanya” Ucapku dalam hati.
Semua, kegiatanku waktu itu memberikanku sedikit kesegaran sebelum diriku kembali berjibaku dengan kegiatan KKN di Demak. Tepat hari sabtu pukul 19.11 kupacu sepeda motorku menyusuri jalanan Semarang-Demak. Dengan kecepatan sedang, akhirnya diriku bisa sampai di lokasi KKN.

“Welcome to Demak, The Real Work of Study”
Ganbate aja deh

Demak, 7 Mei 2013
Pelatihan Pengawasan Pemilu (1-3 Mei 2013) di Hotel Novotel Semarang

Di Dalam Kamar 115

Foto Bersama Peserta Pelatihan
Bersama Pengurus Fatayat, WKI, RMI dan Bawaslu-RI

Pembicara Seminar Sehari FKDM di Hotel Siliwangi Semarang (4 Mei 2013)

Bersama Junior-junior



04 May 2013


Membumikan Jurnalisme Damai
Catatan Kecil dari MUSKERNAS FORKOMNAS KPI 3

Perkembangan media massa, saat ini telah memasuki babak baru. Media massa yang seharusnya menjadi alat control social, kini mulai menampakkan peran yang jauh lebih besar. Persaingan media massa, saat ini tidak hanya terbatas pada persaingan antara media cetak dan elektronik saja. Akan tetapi lebih mengarah kepada kekuatan media massa itu sendiri untuk bertahan dalam persaingan industri media.
Media massa sangat berperan dalam pembentukan psikologi massa. Bagi kalangan masyarakat yang paham literasi media, sudah dapat membedakan, bahwa sajian media tidak semua adalah realitas yang sebenarnya. Sehingga media bukan menjadi pembentuk kondisi sosial masyakat. Akan tetapi bagi kalangan masyarakat awam, seringkali memaknai sajian media sebagai realitas yang sebenarnya. Sehingga tidak sedikit yang terpengaruh dengan sajian sebuah media massa.

Bandung, 13 Januari 2013

Agaknya untuk saat ini, perlu adanya pemberian pemahaman bahwa paham jurnalisme perlawanan bukan sekedar jurnalisme yang berfungsi mengontrol pemerintahan. Akan tetapi juga, memiliki tanggung jawab social kepada masyarakat. Sebagai salah satu alat penyambung lidah masyarakat dengan pemegang kebijakan, yang dalam hal ini adalah antara masyarakat Indonesia dengan Pemerintah.
Kondisi media massa sekarang ini yang cenderung lebih mengarah kepada fungsi alat propaganda. Nampaknya sudah mengalami disfungsi yang begitu jauh. Media massa mulai beramai-ramai meberitakan kejelekan-kejelekan orang lian. Baik secara institusi maupun perseorangan. Sehingga masyarakat banyak pula yang terpengaruh dengan kondisi semacam ini.
Prinsip jurnalisme perlawanan, yang santer menjadi ruh media massa pada decade 90-an. Untuk saat ini memasuki dunia millennium kedua, mutlak harus mampu merubah prisnsip-prinsip jurnalisme perlawanan, baik secara tekstual maupun kontekstual. Agar tercipta iklim media massa yang dinamis.
Tawaran akan prinsip jurnalisme damai, untuk saat ini menjadi alternative yang sangat cerdas. Melihat kondisi social masyarakat yang saat ini banyak sekali terpengaruh dengan tayangan jurnalisme perlawanan. Sehingga tak sedikit masyarakat yang main hakim sendiri ketika ada pelanggaran hukum yang dilakukan oleh seseorang. Selain disebabakan oleh tayangan-tayangan media massa, hal ini juga disebabakan oleh melemahnya fungsi aparata penegak hukum dalam menjaga stabilitas keamanan nasional.
Jurnalisme damai, dalam hal ini menyangkut gaya pemberitaan maupun penayangan yang dilakukan oleh media massa. Lebih menitik beratkan kepada pemahaman secara kontekstual. Media massa harus belajar bagaimana, membuat sebuah pemberitaan yang tidak melulu meprovokasi. Tidak melulu memberitakan tentang kekerasan, kejelekan sampai kerusakan bangsa. Harus ada sikap santun yang dicerminkan oleh media massa dalam setiap pemberitaannya.
Belum adanya pelopor yang dilakukan oleh media massa nasional di Indonesia untuk menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme damai, mungkin menjadi salah satu alasan bagi media massa yang lainnya untuk terus menerapkan system jurnalisme perlawanan.
Kesadaran akan pentingnya penerapan prinsip jurnalisme damai di kalangan pegiat media massa, pemilik kebijakan media massa harus segera ditumbuhkan dan dipelopori. Agar masyakarat Indonesia mampu menjadi masyarakat santun, yang tidak mudah terporovokasi oleh pemberitaan media maupun tayangan media yang.

“Damailah bangsa Indonesia, tegaklah Jurnalisme Damai, Berdikarilah media Massa Nasional Indonesia”

Demak, 1 Mei 2013



KKN # 2
KEMBALI KU TERINGAT
Oleh; Saifudin elf
Di sudut perantauan 45 hari

Ah, tubuh mungilku ini telah terbangun dari tidurku semalam. Ada suasana berbeda saat aku terbangun dari tidurku pagi ini. Ternyata, semalam aku cepat. Seingatku setelah makan malam di posko KKN, sekitar pukul 21.00 mataku sudah tidak bisa di ajak kompromi. Dan akhirnya aku pun tertidur pulas. Tak tahu kenapa, teman-teman satu posko ku juga mengalami hal yang sama denganku.
Suasana hening menyambutku di pagi tadi. Tak ada sepatah kata pun yang mampu ku ucap. Hanya linangan air mata kesedihan yang menemaniku pagi tadi. Ku teringat dengan kisah sedih masa mendatang yang nampak hadir dalam mimpiku malam itu. Aku tak menyangka kalau mimpi semacam itu mampu hadir mewarnai setiap hembusan nafasku “Ya, walaupun hanya lewat mimpi, tapi terasa begitu menusukku”.

“Tuhan, inikah kisah yang akan Kau kirim padaku ? entah esok, lusa ataupun kapan? Aku tak peduli. Hanya rinangan air mata dalam setiap sujudku yang mampu menjadi pelipur laraku”

Pagi ini, terasa ada sesuatu yang mengganjal langkahku untuk bisa sampai di peraduanmu kini. Walaupun kekuatanmu nampak nyata ingin mengajakku menuju masa depan kita. Namun, sosok indahmu belum namapak di hadapanku. “Ah, terkadang Jalan Tuhan tak seperti yang aku impikan”. Jeritku lirih dalam hati menerima kenyataan ini. Kenyataan akan sosok indah yang belum nempak jelas di hadapanku.
“Dear God” Avenged Sevenfold, sepertinya tahu isi hatiku saat ini. Ku putarlah MP3 untuk menemani kesendirianku pagi ini. Tentunya dengan sound kesayanganku “Advance” dengan komposisi bass  yang semakin membuat setiap lagu yang kuputar begitu hidup.
Seketika ku buka kedua daun pintu yang sejak tapi menutup rapat cahaya matahari masuk ke dalam sudut kamarku untuk memberikan kehangatan pagi. “Ya Tuhan, aku harus segera berbgegas. Masih banyak hal yang musti aku selesaika pagi ini. Ijinkan hamba untuk berpacu dengan waktuMu pagi ini, hingga malam nanti datang menghampiriku”


#Dalam Pencarian

Kulalui setiap jalanMu
Walau tak selalu datar, tapi itu sudah jalanMu
Kudaki setiap tebing harapanMu
Walau tak selalu tegak, tapi itu sudah aturanMu
Kulintasi setiap cakarwala kehidupanMu
Walau tak selalui Indah, tapi itu sudah takdirMu

Begitupun dengan penantianku
Walaupun terkadang menjemuhkan
Tapi, ini sudah menjadi konsekuensiku

Kurindu sosok bidadari dari Mu
Kurindu senyum elok yang nampak jelas di setiap kerut wajah bidadari dari Mu
Walau tak sempat ku mengabadikannya dalam ingatan sempitku
Namun, aku beruntung sempat merasakan keajaiban ini.

Tuhan, SuryaMu berikanku kehangatan
Tuhan, BulanMu berikanku keteduhan
Tuhan, BumiMu berikanku penghidupan
Tuhan, SurgaMu berikanku pengharapan
Namun, Bidadari dari Mu belum mampu berikanku senyuman

Di sudut penantianku ini,
Harapanku tak pernah padam

Penantinaku akan hadirnya bidadari dari Mu
Berikan ku semangat untuk terus melangkah
Melangkah dalam juangku di jalanMu

Demak, 1 Mei 2013


Sajak-sajakku di pagi ini mengantarku kembali dalam lautan penuh bayangan semu. Mencoba untuk yemukan sosoknya di antara ribuan cahaya yang berpancar dalam kegelapan. Walau aku sudah hampir putus asa, namun harapan itu  masih ada “Percayalah”.
Sepertinya ku harus segera melupakan mimpiku tadi malam. Seingatku, aku sudah terbiasa dengan hal semacam itu. Tuhan pun seakan tidak merelakan diriku, untuk terus meratapi sebuah mimpi yang belum jelas akan kenyataannya.
“Kalau kamu, dengan peristiwa itu saja, nyalimu menjadi ciut. Itu sangat disayangkan”, kelakar salah satu kawanku pada suatu malam.
Hampir saja aku lupa dengan perkataannya di malam itu. Walaupun perkataannya sedikit menyakitkanku di malam itu, namun, untuk saat ini perkataan itu bangkitkan gairahku utnuk terus melangkah ke depan. Batu sandungan pasti ada. Semulus-mulusnya sebuah jalan, pasti masih ada celah kerusakan.
“That’s Right”
JJJJJJ

Demak, 1 Mei 2013
Saifudin elf
Dalam sebuah penantian

Narsis di Sudut Desa Turitempel

Sumringah

Teman satu posko

Boy Band Posko 50

Di Pernikahan salah satu warga Turitempel

Bersama anak-anak madin kelas 1 dan 2 Dusun Tempel

Akur yah :)

Posko 61 Bumirejo Karengawen

Bimbel malam

Alun-alun demak


Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram