WASPADA !!!
DEGRADASI MORAL MAHASISWA BARU
Oleh : Saifudin
elf*
Kampus merupakan
tempat berkumpulnya para pelajar di tingkat pendidikan tinggi. Status kampuspun
berbeda dengan status tempat pendidikan lainnya seperti sekolah menengah maupun
sekolah tingkat atas. Oleh sebab itu pelajar yang menuntut ilmu di senuah
kampus pada jenjang pendidikan tinggi memiliki nama khusus yang biasa disebut
Mahasiswa. Kata maha di sini sering disalah artikan oleh sebagaian oknum
mahasiswa yang keblinger. Banyak mahasiswa yang salah persepsi mengenai kata
mahasiswa itu sendiri. Bahkan seringkali banyak mahasiswa yang menggunakan
predikatnya sebagai mahasiswa untuk melakukan tindakan-tindakan yang amoral.
![]() |
Siapa lagi yang akan menghidup-hidupkan organisasi nahdliyin ? Kalau bukan kita ? |
Banyak mahasiswa baru yang notabene berasal dari pedesaan,
dengan latar belakang kehidupan yang tolerans, menghargai unggah-ungguh,
saling menghormati kepada yang lebih tua. Mereka datang ke kampus IAIN
Walisongo untuk menuntut ilmu. Namun, moment masuknya mahasiswa baru ke dalam
dunia kampus, justru disalahgunakan oleh oknum kelompok mahasiswa yang tidak
bertanggung jawab, untuk memberikan doktrin-doktrin yang sungguh di luar batas
kehidupan masyarakat pedesaan yang menjungjung tinggi unggah-ungguh.
Mahasiswa baru yang
belum mengerti apa-apa tentang kehidupan kampus, otomatis ketika ada proses
doktrinisasi yang dilakukukan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab
berubah 180 derajat dari sbeleumnya. Banyak doktri-doktrin yang diberikan oleh
oknum kelompok mahasiswa kepada para mahasiswa baru. Sebagai contoh adalah
doktrin tentang “adanya pembodohan dalam kegiatan oirentasi akademik dalam
kampus”, “adanya perpeloncoan senior terhadap junior”. Dan yang lebih parahnya
lagie adalah adanya tekanan kepada mahasiswa baru untuk melawan para pejabat
kampus serta panitia pelaksana orientasi. Dengan memekikkan suara lantang, “bahwa
mereka melawan karena adanya pembodohan”.
Ironis memang,
doktrinasi yang dilakukan oleh oknum kelompok organisasi mahasiswa tersebut. Para
mahasiswa baru yang sebelum masuk ke kampus adalah anak baik-baik yang berasal
dari pedesaan, yang sangat menjunjung tinggi unggah-ungguh, serta
memiliki rasa penghormatan yang tinggi kepada orang yang lenih tua. Kini justru
menjadi kaum pedesaan yang sudah tidak mengedepankan etika, unggah-ungguh, rasa
hormat. Hanya gara-gara ulah sekelompok mahasiswa yang tidak bertanggung jawab.
Sungguh tidak
realistis alasan yang diberikan oknum kelompok mahasiswa yang tidak bertanggung
tersebut. Jika ditelisik lebih menjauh ada misi besar yang diusung kelompok
tersebut. Sepertinya terlalu memaksakan diri untuk mengubah iklim kampus yang
moderat, menjunjung nilai tri etika kampus, serta berfaham ahlussunah wal-jama’ah
menjadi iklim kampus yang serba rasional, tidak mempedulikan lagi etika serta unggah-ungguh.
Sekedar masukan
buat mahasiswa baru IAIN Walisongo. Bahwa kita sebagai manusia, alangkah lebih
baiknya jika kita menghargai darimana kita berasala. Budaya apa yang telah
memebesarkan kita, bukankah budaya ketimuran yang telah membesarkan kita? Lantas,
mengapa kita sekarang menjadi manusia pembangkang? Kaum nahdliyin diajarkan
untuk takdhim kepada guru ataupu kepada yang lebih tua. Sikap toleransi dan
saling menghormati mutlak sangat diperlukan untuk kehidupan bermasyarakat. Ingat
kawan, kita tidak hidup di hutan.
Terakhir, jika kita
memang lahir dan besar di lingkungan Nahdliyin, mengapa kita tidak mau untuk
menghidup-hidupkan tradisi nahdliyin? Lalu, sudah sebesar apakah pengorbanan
yang kita lakukan untuk kemajuan nahdliyin? Sebagai kaum intelektual mahasiswa,
kita harusnya bisa mengembangkan organisasi-organisasi yang memang itu
jelas-jelas adalah organisasi nahdliyin, buat apa kita mengembangkan organisasi
di luar nahdliyin, jika ternyata organisasi nahdliyin butuh tenaga kita untuk
maju. Kembalilah ke fitrah kita kawan-kawan sebagai GENERASI NAHDLIYIN yang
saling menghargai, menghormati yang menjunjung tinggi tradisi ulama’ salaf.
*Pemerhati Organisasi
Nahdliyin IAIN Walisongo Semarang
0 comment:
Post a Comment