,Cause me..
Hanya berderet sajak inilah
yang mampu mewakili rasa gundahku waktu itu;
Sempat aku berfikir mengenai
sesuatu hal yang bagi saya naïf, namun itu adalah kenyataan perasaan yang
pernah ada dalam hatiku.
Sekedar flash back ke
belakang tentang rasa yang pernah ada. Tak tahu apa yang aku rasakan waktu itu.
Awal pertemuanku dengan si inisial R, sempat terbersit decak kagum dalam diri.
Melihat sosoknya yang rupawan, gaya bicara yang agaka malu-malu di hadapan
lawan jenis belum lagi jika melihat latar belakang pendidikannya yang ia
selesaikan di dunia pesantren jawa-timura (katanya, tapi kagak tahu
kenyataannya). Sepertinya hal itu mampu membiusku untuk berdecak kagum
padanya. Tak hanya itu, bahkan kau sempat berujar pada temen akrabku, bahwa kau
tidak boleh berboncengan pake motor kecuali denga mahrom (beeh,,agamis banget
nih anak “kataku dalam hati). Sedikit me-lebai-lebaikan tidak apa-apa
kan?.. Heeemmmttt..
Sejak peristiwa hari itu,
ingin rasanya aku tuliskan berjuta kata untuk mewakili perasaanku waktu itu.
Lebih parahnya lagi, akibat sindrom X itu sampai-sampai ia membawaku ke dalam
alam mimpinya (emang bisa yah? Aneh..). Hari-hari kulalui dan hanya ada
satu harap waktu itu, “Ijinkanlah aku selalu pandangi wajahnya yaa Tuhan”.
Masih ingat betul dalam
ingatanku, sekitar seminggu-an yang lalu. Rasa itu telah berubah, tak tahu juga
kenapa?. Tapi pastinya, persepsi awalku terhadap dirinya ternyata berbalik 1800.
Pertama, ternyata aku lihat kau berboncengan dengan orang yang jelas bukan
mahrom. Hal itu tak sesuai dengan cerita temenku bahwa kau tak boleh
berboncengan dengan orang yang bukan mahrom. (awalnya sih, tiada kesan
tapi… ). Beeeehhh…
Selang beberapa hari, saat kau
kenal dengan temenku yang lainnya. Sepertinya kau memiliki perasaan yang
berbeda dengan temenku yang ini. Akupun tak pernah menyangka dengan kau saat
itu. Entah apa yang ada dalam fikiranmu, kau kirim foto kamu sendiri ke
handpone temenku melalui MMS. Aku sempat heran dengan kejadian ini, dan
aku juga gak menyangka sampai segitu jauhnya. Padahal dulu kau pernah berucap
bahwa kau dilarang berboncengan dengan orang yang bukan mahrom, tapi kok? Lho..lho…engaku
malah memamerkan fotomu sendiri pada orang yang bukan mahrom kamu. (dalam
benakku aku bilnag, “double what!!”). Sungguh sesuatu hal aneh bagiku.
Tapi, ya sudahlah itu adalah
jalan hidup yang harus dipilih dan dijalani. Semua rasa empati dan simpatiku
padamu yang muncul dari pertemuan pertama tak mampu bertahan lagi dengan
kejadian waktu itu. Semoga saja Tuhan mendengar rintihan dan kekecewaanku. (hu..hu..).
Tuhan Maha Tahu apa yang terbaik buat makhluknya, tak terkecuali buatku. Pasti ada
rencana lain dibalik ini semua, yang telah Tuhan persiapkan dan rencanakan buat
kehidupanku.
Waiting, the next delivered’
-Elf-
0 comment:
Post a Comment