11 August 2012

WASPADA !!! DEGRADASI MORAL MAHASISWA BARU
Oleh : Saifudin elf*

Kampus merupakan tempat berkumpulnya para pelajar di tingkat pendidikan tinggi. Status kampuspun berbeda dengan status tempat pendidikan lainnya seperti sekolah menengah maupun sekolah tingkat atas. Oleh sebab itu pelajar yang menuntut ilmu di senuah kampus pada jenjang pendidikan tinggi memiliki nama khusus yang biasa disebut Mahasiswa. Kata maha di sini sering disalah artikan oleh sebagaian oknum mahasiswa yang keblinger. Banyak mahasiswa yang salah persepsi mengenai kata mahasiswa itu sendiri. Bahkan seringkali banyak mahasiswa yang menggunakan predikatnya sebagai mahasiswa untuk melakukan tindakan-tindakan yang amoral.

Siapa lagi yang akan menghidup-hidupkan organisasi nahdliyin ?
Kalau bukan kita ?
Sebagai kaum intelektual, seharusnya mahasiswa bisa bersifat responsif. Menilik dari beberapa kejadia yang terjadi di kampus pergerakan saya IAIN Waliosngo Semarang sungguh sangat memprihatinkan. Masa-masa pengenalan dunia kampu kepada calon mahasiswa baru yang akan studi di kampu justru ternodai dengan adanya beberapa oknum mahasiswa baru yang diindikasikan telah terdoktrin paham-paham pemberontakan yang sungguh membahayakan.

Banyak  mahasiswa baru yang notabene berasal dari pedesaan, dengan latar belakang kehidupan yang tolerans, menghargai unggah-ungguh, saling menghormati kepada yang lebih tua. Mereka datang ke kampus IAIN Walisongo untuk menuntut ilmu. Namun, moment masuknya mahasiswa baru ke dalam dunia kampus, justru disalahgunakan oleh oknum kelompok mahasiswa yang tidak bertanggung jawab, untuk memberikan doktrin-doktrin yang sungguh di luar batas kehidupan masyarakat pedesaan yang menjungjung tinggi unggah-ungguh.

Mahasiswa baru yang belum mengerti apa-apa tentang kehidupan kampus, otomatis ketika ada proses doktrinisasi yang dilakukukan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab berubah 180 derajat dari sbeleumnya. Banyak doktri-doktrin yang diberikan oleh oknum kelompok mahasiswa kepada para mahasiswa baru. Sebagai contoh adalah doktrin tentang “adanya pembodohan dalam kegiatan oirentasi akademik dalam kampus”, “adanya perpeloncoan senior terhadap junior”. Dan yang lebih parahnya lagie adalah adanya tekanan kepada mahasiswa baru untuk melawan para pejabat kampus serta panitia pelaksana orientasi. Dengan memekikkan suara lantang, “bahwa mereka melawan karena adanya pembodohan”.

Ironis memang, doktrinasi yang dilakukan oleh oknum kelompok organisasi mahasiswa tersebut. Para mahasiswa baru yang sebelum masuk ke kampus adalah anak baik-baik yang berasal dari pedesaan, yang sangat menjunjung tinggi unggah-ungguh, serta memiliki rasa penghormatan yang tinggi kepada orang yang lenih tua. Kini justru menjadi kaum pedesaan yang sudah tidak mengedepankan etika, unggah-ungguh, rasa hormat. Hanya gara-gara ulah sekelompok mahasiswa yang tidak bertanggung jawab.

Sungguh tidak realistis alasan yang diberikan oknum kelompok mahasiswa yang tidak bertanggung tersebut. Jika ditelisik lebih menjauh ada misi besar yang diusung kelompok tersebut. Sepertinya terlalu memaksakan diri untuk mengubah iklim kampus yang moderat, menjunjung nilai tri etika kampus, serta berfaham ahlussunah wal-jama’ah menjadi iklim kampus yang serba rasional, tidak mempedulikan lagi etika serta unggah-ungguh.

Sekedar masukan buat mahasiswa baru IAIN Walisongo. Bahwa kita sebagai manusia, alangkah lebih baiknya jika kita menghargai darimana kita berasala. Budaya apa yang telah memebesarkan kita, bukankah budaya ketimuran yang telah membesarkan kita? Lantas, mengapa kita sekarang menjadi manusia pembangkang? Kaum nahdliyin diajarkan untuk takdhim kepada guru ataupu kepada yang lebih tua. Sikap toleransi dan saling menghormati mutlak sangat diperlukan untuk kehidupan bermasyarakat. Ingat kawan, kita tidak hidup di hutan.

Terakhir, jika kita memang lahir dan besar di lingkungan Nahdliyin, mengapa kita tidak mau untuk menghidup-hidupkan tradisi nahdliyin? Lalu, sudah sebesar apakah pengorbanan yang kita lakukan untuk kemajuan nahdliyin? Sebagai kaum intelektual mahasiswa, kita harusnya bisa mengembangkan organisasi-organisasi yang memang itu jelas-jelas adalah organisasi nahdliyin, buat apa kita mengembangkan organisasi di luar nahdliyin, jika ternyata organisasi nahdliyin butuh tenaga kita untuk maju. Kembalilah ke fitrah kita kawan-kawan sebagai GENERASI NAHDLIYIN yang saling menghargai, menghormati yang menjunjung tinggi tradisi ulama’ salaf.

*Pemerhati Organisasi Nahdliyin IAIN Walisongo Semarang


0 comment:

Post a Comment

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram