Awal
Bulan yang Tragis
Sebuah
catatan perjalanan tragisku, Semarang-Tegal
Mungkin, ini menjadi awal bulan yang pernah ku alami sebagai awal bulan
yang paling tragis. Why? Di awal abulan maret pada tahun 2013 ini pertama
kalinya ku habiskan 4 jam lebih hanya untuk sampai di kota Tegal Jawa Tengah.
Bukan untuk kegiatan tamasya, wisata apalagi kegiatan hura-hura. Melainkan
untuk menghadiri undangan bedah film. Kebetulan, aku di daulat untuk menjadi
pembedahnya. Agak bangga sih sebetulnya, walaupun pada akhirnya harus bernafas
sedikit panjang, setibanya di lokasi kegiatan sungguh di luar dugaan. Tapi
untuk kali ini, aku sendor saja deh biar tidak terlalu fullgar, hehehe
Sekitar jam 3 sore, mulai ku pacu sepeda motor Jupiterku. Dengan segala
bayangan dan juga pengharapan, ku lewati setiap tikungan jalanan yang cuman ada
dua tikungan, yaitu tikungan ke kanan dan tikungan ke kiri. Setelah hampir satu
setengah jam. Untuk kesekian kalinya kuinjakkan kakiku di kawasan alun-alun
kota Pekalongan. Tujuan utamaku, ketika tadi ku sampai di sana. Pasti yang
pertama untuk menyempatkan diri menunaikan kewajibanku menjalankan sholat
Ashar.
Mungkin, karena terlalu nyaman hampir ku habiskan waktu 40 menitan untuk
beristirahat dan menikmati nuansa arsitektur gaya klasik masjid agung
Pekalongan. Ditemani dua botol Fanta merah yang memerahkan hariku (katanya),
hehehe. Sepertinya waktu juga yang akhirnya membawaku meninggalkan kawasan
alun-alun Pekalongan sore itu. “aku tak mau kemaleman sampai di lokasi, apalagi
sampai kehujanan.
1 Maret 2013 Dusun Wanagopa Ds. Kreman Kec. Suradadi
Kab. Tegal
Sepertinya baru saja, kenangan buruk itu aku alami kemarin. Sekarang
ternyata aku sudah disibukkan lagi dengan aktifitas keseharianku. Hehehe. Papatah
yang sering aku dengar “Tuhan tak memberikan apa yang kita minta, tapi Tuhan
memberikan apa yang kita butuhkan” mungkin pepatah itu memang benar adanya. Sejak
awal keberangkatanku ke Tegal pada kesempatan itu memang aku sudah membayangkan
betapa gagunya diriku mungkin yah. Apalagi membedah sebuah film luar biasa
kwalitasnya menurutku “Tanah Surga Katanya”. Namun, yang menjadi tantangannya
adalah kegiatan bedah-membadahnya di lakukan di lingkungan pedesaan yang memang
tarap pendidikannya tidak begitu tinggi. Sehingga perlu juga memikirkan
strategi yang pas (ceileh, seperti mau berdakwah aja nie gue, pake strategi2
segala, hahaha).
Tuhan (juga)
Bukan menyangkut apa yang ku inginkan
Bukan menyangkut apa yang ku harapkan
Apalagi menyangkut apa yang ku idamkan
Namun, lebih dari sebuah arti keinginan, harapan dan idaman
Tuhan mengerti apa yang ku minta
Tuhan mengerti apa yang ku butuhkan
Bahkan Tuhan pun (juga) mengerti apa yang terselip diantara raungan
nafsuku
Ya, namanya (juga) Tuhan
Tak mungkinlah, semua yang ada di dalam diriku luput dari perhatianNya
Sepulangnya gue dari Tegal, kemarin sedikit mendapatkan rezeki. Lumayanlah
bisa buat makan 3 hari. Seingatku jam 5 sore pada hari minggu kuinjakkan
kembali kakiku di bumi Ngaliyan. Beda dengan perjalanan-perjalananku
sebelumnya. Mungkin, ini sebagai salah satu rangkaian ketidakmampuan tubuhku
mengarungi hari sejak seminggu yang lalu. Kembali tubuhku hanya tergeletak di
atas kasur. Hampir sehari semalam, kuhabiskan waktuku di atas kasur tanpa ada
asupan gizi pun yang masuk ke tubuhku.
Tapi, itu kemarin bray. Yang terpenting sekarang tubuh gue udah kembali
fit bray. Hahaha.
5 Maret 2013 Dusun Ringinwok Kel. Purwoyoso Ngaliyan
Semarang
0 comment:
Post a Comment