01 July 2013

Juangku Takkan Hentikan Langkahku
(Catatan pendakian puncak Gn. Sindoro 3153 Mdpl)


Intermezzo…
Pagi itu (kamis, 20 juni 13’), tubuh kecilku telah terbawa angin hingga sampailah diriku di tanah pengabdianku. Dk. Turi Ds. Turitempel Guntur Kabupaten Demak. Seingatku jam 10an diriku beserta 3 orang temanku sampai di lokasi tanah pengabdian KKN 2013. Ada seberkas kenangan yang masih bisa kuurai sesampainya aku di sana. Aku pun masih ingat bagaimana emosiku waktu itu menghadapi teman-temanku memuncak. Ah, tak terasa sudah 20 hari ku tinggalkan tanah pengabdian itu.

Berbarengan dengan itu pun, aku masih saja berhutang dengan diriku sendiri. Hutangku pada diriku sendiri, untuk mengajakku diriku menapaki jalanan panjang menuju puncak 3153 Mdpl. Sampai akhirnya dengan segala persiapan serta perencanaan bahwa, pasca pelaksanaan KKN 2013 diriku akan bersegera menjamah eloknya liukan tubuh Sindoro. Oh, tapi apa yang terjadi ? rencana itu gagal di tengah jalan. Banyak rintangan yang aku alami waktu itu, mulai dari datangnya teman-temanku dari beberapa PTAI se-Indonesia ke Semarang, yang menjadikanku otomatis harus menemani mereka. Oh God !!! Hingga kerjaan yang menggunung yang musti ku selesaikan dengan cepat.

Jalan Tuhan memang tak selamanya lurus dari datar-datar saja. Banyak rintangan, tikungan, tanjakan dan ujian. Hingga akhinrnya Tuhan tunjukkan betapa indahnya akhir perjuangan.

Turitempel, kau sungguh telah buatku gila, gila memikirkan setiap kenangan yang kau berikan kepadaku. Nampaknya, kenangan itu akan terus bergelayut dalam pikiranku. Tapi, biarlah itu terjadi.

Kembali kususuri jalanan panjang menuju Kabupaten Jepara, tepatnya di kecamatan Kedung. Jalanan berkelok serta panas matahari yang mencolok membuat perjalananku waktu itu begitu panjang. Sekita pukul 12.30 diriku telah sampai di lokasi. Kali ini bukan untuk jalan-jalan, akan tetapi untuk menghadiri undangan resepsi pernikahan salah satu kawanku. Setelah dari Kedung Jepara, ku pacu kendaraanku mengitari jalanan  Jepara menuju Pantai Bandengan. Salah satu pantai dengan pasir putih nan eksotis. Kunimati Sunset yang nampak menawan di batas cakrawala. Ditemani gurauan dan candaan dari kawan-kawanku serta Pak Carik Ds. Turitempel. Kembali membangkitkan jiwa petualanganku.

Aha ! sinyal pentualangnku kembali bergeliat. Bergeliat di antara jalanan Pantai Bandengan-Bangsri Jepara. Kuambillah handphoneku. Ku panggillah kawanku yang ada di semarang. Spontan ku berkata; “Nda, siapkan logistic! Sabtu pagi kita nanjak ke Sindoro. Jum’at malam aku ke tempatmu….”, “Tuut..tuut..tuut..”, telpon pun ku akhiri.

“Ini ide gila pud”, ucap seorang kawanku padaku. “Santai saja bro, siapkan diri, siapkan logistic jangan lupa untuk terus berdo’a pada Tuhan”, jawabku mencoba menenangkannya.

Sekembalinya dari Jepara, segera ku persiapkan segala macam keperluan untuk pendakian Gn. Sindoro lusa. Dengan berbekal tenda yang sudah beberapa bulan nyantol di kamar kosku. Serta tas Carrier butut hasil pinjaman temanku waktu pendakian Gn. Lawu. Ku coba untuk menghubungi beberapa kawanku yang sekiranya bisa menemaniku melakukan pendakian kali ini.

Akhirnya ada 3 orang kawanku yang akan menemaniku dalam pendakian kali ini. Briefing ringan ku lakukan di malam sebelum pendakian. Di temani secangkir kopi, ku paparkan beberapa catatan tentang persiapan, peralatan serta medan pendakian. Hingga akhirnya kami sepakat untuk berangka esok pagi dari Semarang.

Adventure, start in Here
Udara pagi Semarang waktu itu, masih saja sempat menghaturkan salam hangat kepadaku. Kusibak tirai jendela yang sejak sore menutup jendela kamar kosku. Ku ambil handphone, ku kirim pesan kepada kawan-kawanku. “Ayo, bangun pagi bro. Ndang adus, ndang mangkat…”

Waktu itu jarum jam telah menunjukkan pukul 09.00 saat aku bersama kawan-kawanku meninggalkan Semarang. Jalanan yang cukup panjang dengan udara yang sangat segar mengiringi perjalananku menuju Basecamp Sindoro. Kebetulan aku menggunakan sepeda motor dengan rute;

Ngaliyan (Semarang) – Boja – Limbangan – Sumowono – Temanggung – Parakan – Kledung.

Kuhabiskan waktu sekitar 2 Jam 45 Menit untuk bisa sampai di Basecamp Kledung. Sesampainya di basecamp, segera ku mengisi buku registrasi pendakian. Tarif registrasi Rp. 4.000,-/orang. Parkir sepeda motor Rp. 5.000,-/motor.

Tanpa fikir panjang, segera kulaksanakan sholat dzuhur dengan cara dijamaka dengan shalat ashar sekalian. Hal ini untuk efisiensi waktu saat perjalanan naik. Karena ketidak tersediaan air untuk berwudhu.

Melihat persiapan sudah cukup, setelah sebelumnya makan siang, packing perlengkapan dan logistic. Segera kutinggalkan basecamp sekitar pukul 14.00.

Basecamp – pos Ojek    : 60 Menit
Pos Ojek – pos 1           : 30 menit
Pos 1 – pos 2                : 60 menit
Pos 2 – pos 3                : 90 – 100 menit

Dengan kontur yang cukup panjang, kuhabiskan waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai di Pos 1. Kemudian, setelah itu sampailah di gerbang hutan. Kembali kususuri jalanan yang sedikit mulai menanjak, dengan medan di tengah hutan. Akhirnya tibalah di pos 2 tepat pukul 17.30. jangan lupa sebelum sampai di pos 2, akan ditemui pertigaan. Ambil yang kea rah kanan, melewati lembah yang sedikit menurun hingga nanti sampai di pos 2. Pos 2 berupa gubug kecil yang terbuat dari kayu dan seng.

Dari pos 2, jalanan akan semakin menanjak. Kuhabiskan waktu berkisar 1,5 jam untuk sampai di pos 3. Pos 3 hanya berupa tanah lapang, yang biasanya sering dijadikan tempat nge-camp para pendaki sindoro. Sesampainya di pos 3. Kudirikanlah tenda, untuk menjadi tempat berlindung waktu malam menjelang.

Setelah bersantap malam, kuambillah sarung yang ada di Carrierku untuk menemani tidurku malam itu.

Waktunya Summit Attack,
Waktu udara gunung masih sangat dingin terasa, waktu jarum jam menujukkan pukul 02.49. Kulangkahkan kakiku yang mulai gontai. Kembali menapaki jalanan menanjak untuk menggapai puncak 3153 Mdpl.

Berbekal senter di tangan, tas carrier di punggung serta jaket tebal yang menempel di tubuh. Jejakku tak akan pernah berhenti sampai di sini. Menapaki alam ciptaan Tuhan yang Maha Indah. Kawan-kawan nampaknya masih perlu beradaptasi dengan suasanan dinginnya gunung. Walaupun ini baru summit attackku yang pertama, yang ku lakukan sebelum matahari terbit, tapi semangatku tetaplah semangat-semangat sebelumnya saat ku masih belajar bersikap bijak terhadap alam.

Pendakian Gn Ungaran, Gn. Merbabu, Gn. Lawu telah berikanku pelajaran berharga akan keagungan alam ciptaan Tuhan.

Langkah demi langkah mulai kami tapaki. Tanjakan demi tanjakan mulai kami naiki. Pohon demi podon mulai kami lewati. Ditemani kawan-kawanku dan kawan pendaki lain semangatku semakin membara. Tujuan kami sama, puncak ! Walaupun puncak bukanlah tujuan akhir, tapi puncak adalah sebuah bonus perjuangan.

Golden Sunrise
Subhanallah !!! Inilah keagunganmu Tuhan. “ This is The Golden Sunrise”. Nampak indah sekali sunrise waktu itu. Berwarna kuning ke-orange-an bagaikan emas yang sedang bersinar. Memang tiada duanya. Kupandangi moment-monet indah Sunrise waktu itu. Setelah kuselesaikan shalat subuh, duduklah diriku di atas tebing, menikmati setiap deti pergerakan mataharai dari garis cakrawala. Melihat pula Gn. Sumbing yang terkena pancaran sinar matahari, semakin memperlihatkan keindahannya.

Pos 3 – pos 4                            : 3 Jam
Pos 4 – padang eidelweiss         : 1 jam
Padang eidelweiss – puncak       : 30 Menit

Menginjak pukul 07.30 segera ku bergegas untuk teru melangkahkan kaki menuju puncak Sindoro. Hampir saja waku menunjukkan pukul 08.00 saat ku tiba di Pos 4 Watu Jajar. Sesampainya di sana, tenagaku sudah hampir habis. Tidak hanya itu persedian air minum pun sudah semakin menipis, hanya menyisakan air dalam botol ukuran 1,5 Liter. Itu pun belum sampai di puncak, ditambah untuk persediaan selama turun gunung dan yang lebih parahnya lagi air segitu masih harus berbagi dengan 3 orang temanku yang lain. Benar-benar kondisi yang sangat sulit. Dilain sisi, diriku ingin sekali menggapai puncak, lain sisi tubuh ini sudah mencapai batas tenaga yang tersisa.

Puncak Sebentar Lagi,
Perjumpaanku dengan seorang pendaki yang masih muda, mengembalikan semangatku waktu itu. Dengan berbekal ayunan kaki 5 langkah ku bulatkan tekad untuk terus melangkah. Walaupun setiap lima langkah sampai 10 langkah, diriku harus berhenti untuk mengambil nafas. Tak jarang pula diriku menyempatkan diri untuk memejamkan kata, walaupun hanya 10 menit.

“Itu sudah puncak ngud?” tanyaku pada temanku. “Iya bro, ini sudah bukit yang terakhir. Ini puncak bro” jawabnya. “Puncak sebentar lagi, ayo semangat” ucapku dalam hati.

“Ah, luar biasa indahnya Puncak Sindoro”, ucapku sesampainya aku di puncak Sindoro. Segera ku rebahkan tubuh yang sudah mulai gontai dalam sapuan angin gunung. Tepat pukul 09.30 ketika kuinjakkan kakiku di atas puncak Sindoro.

Kusempatkan untuk mengambil beberapa gambar dengan kamera handphone. Walaupun hasilnya memang tidak bagus, tapi tak apalah untuk menjadi dokumentasi pendakianku.

Saatnya turun gunung,
Setelah 30 menit berada di ketinggian 3153 Mdpl, kuputuskan untuk segera turun gunung, sebelum senja menghampiri kami. Kususuri jalanan menurun melewati jalur yang kami gunakan untuk mendaki. Ku lewati beberapa tempet yang pernah kami gunakan untuk beristirahat di waktu pendakian. Sekitar 6 jam lamanya waktu yang kugunakan untuk sampai kembali ke basecamp Sindoro di Desa Kledung Temanggung. Perasaan yang kurasakan waktu turun gunung cumin satu, bagaimana bisa secepatnya sampai di Basecamp untuk mengisi bahan bakar tubuhku yang sudah mulai tidak bisa di ajak kompromi lagi.

Senja pun mulai mengintip malu-malu, setelah ku lewati batas hutan dengan padang semak belukar dan hutan lamtoro. Kuberlari kencang meninggalkan kedua temanku di belakang. Enam jam berlalu dalam langkahku menuruni gunung Sindoro. Aku pun sampai di basecamp Sindoro dengan selamat, “Alhamdulillah Yaa Rabb, atas segala anugran dan lindunganMu”.

Dengan sampainya diriku di Basecamp Sindoro Desa Kledung Temanggung, berakhirlah petualanganku kali ini, menggapai puncak 3153 Mdpl Gunung Sindoro.

Temanggung, 22-23 Juni 2013

Writed again by saifudin elf
On 28 Juni and 1 Juli 2013















0 comment:

Post a Comment

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram