My Trip with Lego
Jangkar
Sebuah Catatan dari Bumi Timor Loro Sae
Ah, sudah menginjak
hari jum’at 4 Oktober 2013. Tepat 2 minggu setelah kedatanganku kembali di Kota
Semarang. Saat itu pula ku akhiri kenangan indah bersama teman-teman
se-nusantara. Sejak berakhirnya program Lintas Nusantara dan Pemuda
Bahari/Kapal Pemuda Nusantara, baru hari ini aku dapat memadu kasih dengan
penaku hanya untuk sekedar berbagi kisah-kisahku selama 25 hari berada di KRI
Makassar 590. Kenangan yang bagiku luar biasa, tak bisa dilupakan.
Of course, the first I
begin from :
Kedatanganku di JICT
Jakarta. Ya, JICT Jakarta menjadi starting point dimulainya kegiatan LNRPB/KPN
Sail Komodo 2013. Kebetulan saat itu aku bersama denan delegasi KPN dari
provinsi Jawa Tengah, telah tiba di Jakarta 2 hari sebelum keberangkatan.
Walaupun pada awalnya kami harus merasakan perasaan yang tidak menentu akibat
kedatangan yang terlalu cepat dari ketentuan jadwal, sampai kami harus
berjibaku dengan yang namanya emosi diri. Tapi tidak apalah, banyak pelajaran
yang didapat dari peristiwa tersebut.
10 Okrtober 2013
And then, Perjalanan panjangku
pun dimulai. Diawali dengan upacara pelepasan SATGAS (Satuan Tugas) Lintas
Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari/Kapal Pemuda Nusantara (LNRPB/KPN) tahun
2013 oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Bapak Agung
Laksono. Dengan menumpangi Kapal Perang Rerublik Indonesia (KRI-Makassar 590),
aku bersama 290 pemuda lainnya dari seluruh nusantara perlahan meninggalkan
JICT Jakarta. Pengalaman yang sangat luar biasa berada di kapal perang
kebangsaan bangsa Indonesia.
Hampir 3 hari tiga
malam, waktu kuhabiskan untuk menyusuri laut Jawa agar bisa bersandar di Pulau
Bali. Ya, ini adalah kali kedua diriku menginjakkan kaki di Bali. Sesampainya di
Bali, ada beberapa agenda yang telah dipersiapkan panitia pelaksana. Mulai dari
kegiatan; Audiensi bersama Gubernur Bali, Kunjungan Museum Bajrasandi,
Kunjungan Istana Kepresidenan Tampaksiring, Penanaman Mangrove, kunjungan ke
Goa Gajah, Pantai Sanur dan yang tak ketinggalan adalah wisata belanja di
Sukawati. Pengalaman kedua belanja dengan proses tawar menawar yang super gila “menurutku”.
Fenomena yang
sebelumnya pernah aku temui waktu kegiatan di Bali pada tahun 2011 yang
kebetulan juga bareng teman-teman dari luar jawa. Bagi masyarakat uar jawa,
menemui barang dagangan yang super murah tak pelak merekapun berbelanja dengan
gila pula. Setalah sampai di bis, barang bawaan mereka beraneka ragam. Hahaha..
After from Bali Island, tujuan selanjutnya
adalah Bumi Timor Loro sae. Ya, tujuan pertama di provinsi Nusa Tenggara Timur
adalah singgah di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Pemandangan yang super ciamik,
di tambah dengan kondisi alam yang masih sangat perawan. Menimbulkan decak
kagum yang luar biasa. Tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur kepada Tuhan
atas kesempatan yang telah diberikan. Kuhabiskan beberapa space memori yang
tersisa di kameraku untuk mengabadikan moment-monet indahku di Labuan Bajo. “Labuan
Bajo is The Scret Paradise”.
The next trip, waktunya untuk belajar
tentang arti kehidupan, arti kerukunan, arti toleransi. Pengalaman pertamaku
tinggal satu atap dengan warga non-muslim. Selama kurang lebih 4 hari 3 malam,
aku berada di kediaman Mama Ani salah seorang warga Kelurahan Airnona Kota
Kupang NTT. Ini merupakan salah satu agenda dari LNRPB/KPN, yaitu kegiatan Home
Stay bersama orang tua angkat di kota persinggahan. Mama Ani adalah warga
Nasrani, yang menurutku sangat baik. Beliau pun sangat menghormatai keyakinanku
(Islam; red). Selama aku berada di rumah beliau, aku telah banyak mendapatkan
pelajaran dari beliau tentang arti toleransi dan kerukunan umat beragama. Mama Ani
pun faham dengan kondisiku sebagai seorang muslim, hal ini bisa kurasakan saat
Mama Ani menyiapkan makanan untukku, Mama Ani berusaha untuk menyajikan makanan
yang halal. Mama Ani pun tahu, mana yang haram dan mana yang halan “menurut
syari’at Islam”. Sehingga saat aku berada di rumah beliau, aku tak pernah ragu
untuk menikmati makanan yang disajikan oleh Mama Ani. “Thanks banget buat Mama
Ani yang ada di Kupang atas kasih sayangmu selama aku di sana”.
Selama home stay di
Kupang, ada beberapa agenda yang telah dipersiapkan oleh panitia. Dinataranya;
bersih-bersih tempat ibadah. Karena di Kota Kupang mayoritas adalah warga
nasrani, aku dan teman-teman lain pun bergotong royong untuk membersihkan
gereja. This Is The First Experience. Kemudian ada pagelaran seni budaya
di gong Perdamaian Kota Kupang. Dan yang paling mengesankan bagiku selain yang
kusebut di atas, adalah makanan khas yang ada di Kupang, yaitu daging sei
(daging asap) dan jagung bose. Bagiku yang sudah terbiasa dengan masakan
jawa, mungkin sedikit aneh ketika menikmati makanan khas kota Kupang. Apalagi jagung
bose-nya.
Setelah jagung bose
dan daging sei, aku dan teman-teman yang lain bersiap menuju ke Labuan
Bajo kembali utnuk mengikuti acara puncak Sail Komodo 2013. Dimana acara
tersebut dihadiri oleh Presiden RI beserta menteri-menterinya. Aku bersama
dengan 49 pasangan dari masing-masing provinsi dengan mengenakan pakaian adat
dari daerah masing-masing. Berjalan menuju lokasi acara puncak yang berada di
Pantai Pede Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat NTT.
Eits, hampir lupa. Sebelum sampai
kembali di Labuan Bajo, aku bersama peserta yang lain diberi kesempatan untuk
berkunjung ke salah satu dari 7 Keajaiban Dunia (The New 7 Wonder). Dimanakah itu?
Ya, benar sekali “Taman Nasional Pulau Komodo”. Selama hampir 3 jam kami berada
di habitat asli spesies kadal terbesar di dunia “Komodo”. Melakukan proses
pengamatan di habitat asli Komodo adalah “sesuatu banget” bagiku. “Dihimbau untuk
perempuan yang sedang ada halangan, dilarang masuk ke kawasan pulau komodo”,
kata-kata dari petugas konservasi Komodo yang sempat aku dengar kemarin.
Cuaca panas dan terik tak
menghalangi semangat kami untuk terus melangkah sampai detik itu. Hehehe…
Setelah acara puncak
selesai, maka menandakan kegiatan LNRPB/KPN pun juga segera berkahir. Kegiatan di
kapal pun sudah mulai lenggang, hanya menyisakan berepa kegiatan yang bisa
dibilang cukup santai disbanding dengan kegiatan-kegiatan di awal pelaksanaan
program :D.
#Suguhan Budaya
Nusantara yang Eksotis
Dibalik pelaksanaan program
LNRPB/KPN, ada satu acara yang sangat menarik bagiku sebagai orang Jawa. Apa itu?
Ya, Pagelaran seni budaya nusantara yang dibawakan oleh perwakilan peserta dari
masing-masing provinsi se-Indonesia. Nuansa-nuansa masing-masing daerah sangat
kentara saat pagelaran seni digelar di waktu malam hari. Serasa tubuh ini
berada di Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Papua. Sungguh menawan pertunjukan
seni dan budaya dari masing-masing daerah.
25 hari mengapung di
lautan nusantara memberikanku banyak pelajaran. Pelajaran hidup. Sjak saat itu
pula, aku mulai bisa menghargai sejarah perjuangan para leluhur bangsa
Indonesia, mulai mengerti akan jatidiri bangsa Indonesia yang notabene adalah
Negara Maritim bukan Negara Agraris. Tapi selama ini, bangsa Indonesia telah
dicekoki dengan pemahaman Indonesia Negara Agraris.
Semarang, 18 Oktober 2013
Semarang, 18 Oktober 2013
“Jayalah Negaraku,
Jayalah Bangsaku, Indonesia Negara Maritim”
“Jalasveva Jayamahe”
Jakarta – Bali – Labuan
Bajo – Kupang – Pulau Komodo – Labuan Bajo – Bali – Jakarta
27 Agustus – 20 September
2013
kereeeeeeeeeeen!!!! duh, kapan ya aku bisa trip begini :( :( :(
ReplyDeletesukses selalu buat kita, :)
heheh, tahun depan masih ada program serupa teh,
ReplyDeletetepatnya bersamaan dengan pelaksanaan sail raja ampat,
monggo ikut berpartisipasi, hehe :)