".....apa yang harus kita perbuat mas ? untuk membendung kedzaliman ini mas ?" Ucapnya.
"Kita
mesti merapatkan barisan, kitapun mesti menyusun langkah strategis untuk
melakukan perubahan" Sahutku spontan.
Itulah kutipan
percakapan yang pernanh terjadi antara kau dan aku. Di sebuah ruangan dalam
rumah dekata kawasan kampuku kini. Entah apa yang terbersit dalam benakku waktu
itu, aku tak pernanh bisa menerkanya hingga kini. Akupun tak bisa menyangka
jika itu telah menyulut hasratmu untuk melakukan perubahan, dengan cara yang
telah kau pilih kawan.
Rasa itu mungkin tak akan pernah padam dalam hatiku. Karena aku merasa turut bertanggug jawab dengan langkah yang kau pilih sekarang. Berbagai usaha telah aku lakuin untuk meluruskan semuanya. Akan tetapi hanya cercaan yang aku dapatkan. Kau bilang bahwa "Ini adalah gara-gara kesalahanku, jika dulu kau tak menyulut kami maka tak akan pernah seperti ini". Mendengar kata-kata semacam itu, aku pun berfikir. Benarkah apa yang dia katakan ? Dengan menuduh aku, bahwa ini terjadi gara-gara aku ?? |
Namun, apa
mau dikata. Semua sudah terjadi dan tak akan bisa diulang kembali. Aku
menyayangkan dengan langkahmu kini, ku=au salah mengartikan perbincangan kita.
Kaupun tak mendengar apa yang aku katakan padamu. Mungkin pikiranmu sudah
dimasuki Iblis penghuni neraka wail.. Hahahaha....
Keras sekali
kepalamu kawan (teriakku dalam diri). Tak pernahkah kau gunakan
hati nuranimu untuk menerka semua ini. Tak pernahkah kau gunakan hati nuranimu
untuk berfikir secara bijak. Aku tahu kau punya kuasa, akupun tahu kau punya
tekad. Akan tetapi tak selamanya kuasa dan tekad berbuah manis kawan. Ingat,
egomu hanya akan menjerumuskannmu.
"....stres
aku ngurusin kamu, apa gunanya aku ikut campur dengan semua ini ?, seharusnya
jika aku tidak terjun seperti ini, hal ini tidak akan menimpa
diriku" kata-kata
yang pernah aku katakan, saat aku tak kuasa menahannya.
Kini ku
mulai untuk mencari sebuah strategi untuk
merajut kembali hubungan yang sempat terjalin dulu"
aku masih ingat betul dengan semua curhatanmu kepadaku, sungguh mengahrukan
jika aku harus mengingatnya kembali karena ku tahu kau kini sudah berubah.
akupun masinh ingat betul dengan tekad yang kita buat bersama, tak hanya
itu, dulu kau pernanh berkata padaku bahwa kau tak akan mengedepankan egomu,
namun apa kenyataannya sekarang ??? tapi yang sudah terjadi biarlah terjadi,
aku faham kau sedang dalam masa peralihan untuk bisa berfikir secara bijak. ku
yakin kau bisa membawa perubahan dengan angiun segar dari pundakmu, jika kau
benar-benar belajar akan pentingnya manajemen ego, serta manajemen hati nurani.
karena semuanya bersumber pada pikiran dan hati nurani.
jika suatu saat kau dengar rintihan dari hatiku yang paling dalam, mungkin
kau akan mengerti akan sikapku selama ini, namun jika kau tak mendengar ku
harap Tuhan akan mengirimkan rintihanku kepadamu.
Semoga kau
mendengar curahanku, bukan maksuda apa-apa naumun, aku hanya ingin kau mengerti
mengenai apa yang aku pikirkan. Mengenai apa yang aku maksudkan dulu....
Semoga Allah
Mendengar Curahanku, karena sesungguhnya
"Allah
bersama orang-orang yang dapat berfikir, serta yang dapat mengendalikan ego,
bisa berfikir secara bijak dengan menggunakan hati nurani"
Itulah
harapanku kini, gak ada harapan selain itu.
Dear, ELF
Journey...
Saifudin elf
(yang penuh salah, khilaf dan dosa)
0 comment:
Post a Comment