Kiriman dari
Tuhanku Untuk Diriku ?
#4 Menerka Ulang
Kumulai jemariku mengayunkan
goresan penaku, ku mulai aktifitas hari ini dengan kembali menulis tentang
suatu hal yang pernah terjadi kemarin dalam hidupku. Ku tak kuasa menahan
ekspresi raut mukaku ketka ku kembali mengingat hari kemarin. tak tahu kenapa? Ku
rasakan begitu berat rasanya.
Saat ku jumpai kau di
pelataran taman istana. Tak nampak sedikitpun kau menjaga jarak dengan orang
yang baru kau kenal. Tapi mungkin itu dulu (beberapa hari yang lalu) saat aku
pertama kali berjumpa denganmu. Yah, mungkin itu adalah kesan pertama yang aku
dapat. Tak tahu dengan kesan-kesan lain pasca pertemuan itu, hahaha…. Barangkali
mungkin karena aku belum mengenal lebih jauh dengan kau yah ? hehehe….
Aku kagak mau ambil pusing
dengan apa yang ku rasakan hari ini. Think fresh to get more better aja
lah. Insyaallah barokah. Amien.
Tak terasa aku kini sudah di
penghujung tahun ajaran 2011-2012, dan sebentar lagi aku musti sibuk dengan
rutinitas penyambutan mahasiswa baru. Ada yang bilang bahwa moment-moment
penerimaan mahasiswa baru di kampusku adalah ajang pencarian jodoh. Benarkah demikian?
Atau hal itu hanya justifikasi pihak yang tak senang melihat panitia
pelaksana mendapatkan barokah ato nilai plus? Yah, biarkan sajalah
anjing menggonggong kafilah berlalu. Hal yang sejak dulu aku herankan adalah,
apakah justifikasi tersebut berlaku untuk semua panitia? Termasuk diriku?
Entahlah, semakin berputar saja kepalaku jika harus memikirkan sesuatu yang
menurutku tidak terlalu penting tersebut.
Kepercayaanku kini akan tuah
sebuah pengorbanan, kiranya sudah mulai luntur. Kini aku temukan bahwa tuah
bisa saja didapat melalui apapun, yang jelas jika ku simpulkan bahwa kini paras
seseorang bisa menentukan segalanya. Terus kalau sudah seperti itu, double
what ? serasa gak percaya bila hal itu sampai terjadi. Tapi mau bagaimana
lagi jika kenyataannya memang seperti itu. Memelaskan kaumku, hehehee..
Jika memang Tuhan telah
menggariskan jalan kehidupanku seperti ini, apa boleh buat. Aku musti menerima
ini semua. Tak peduli kau kuterjang, seperti lirik lagu Camellia 2 miliknya
Ebiet. G. Ade. :
Gugusan hari-hari
Indah bersamamu Camelia
Bangkitkan kembali
Rinduku mengajakku kesana
Inginku berlari
Mengejar seribu bayangmu Camelia
Tak peduli kau kuterjang
Biar pun harusku tembus padang ilalang
Tiba-tiba langkahku terhenti
Sejuta tangan telah menahanku
Ingin kumaki mereka berkata
Tak perlu kau berlari
Mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi
Maka biarkan ia datang
Di hatimu... di hatimu…
Indah bersamamu Camelia
Bangkitkan kembali
Rinduku mengajakku kesana
Inginku berlari
Mengejar seribu bayangmu Camelia
Tak peduli kau kuterjang
Biar pun harusku tembus padang ilalang
Tiba-tiba langkahku terhenti
Sejuta tangan telah menahanku
Ingin kumaki mereka berkata
Tak perlu kau berlari
Mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi
Maka biarkan ia datang
Di hatimu... di hatimu…
Penggalan lirik lagu di atas, kini hanya tinggal puing-puing cerita
indah saat kulalui hariku bersamamu.
Pintaku tak akan pernah pudar, apapun yang akan terjadi. Ku masih tetap
setia dengan pintaku dulu. “dekatkanlah hamba dengan kiriman takdirMu,
mudahkanlah hamba untuk metentuk kirimanMu…”
Semarang, 18 Juli 2012
Dear,
Dalam surau penantian yang tak pasti.
0 comment:
Post a Comment