18 July 2012

Kiriman dari Tuhanku Untuk Diriku ?

#4 Menerka Ulang
Kumulai jemariku mengayunkan goresan penaku, ku mulai aktifitas hari ini dengan kembali menulis tentang suatu hal yang pernah terjadi kemarin dalam hidupku. Ku tak kuasa menahan ekspresi raut mukaku ketka ku kembali mengingat hari kemarin. tak tahu kenapa? Ku rasakan begitu berat rasanya.

Saat ku jumpai kau di pelataran taman istana. Tak nampak sedikitpun kau menjaga jarak dengan orang yang baru kau kenal. Tapi mungkin itu dulu (beberapa hari yang lalu) saat aku pertama kali berjumpa denganmu. Yah, mungkin itu adalah kesan pertama yang aku dapat. Tak tahu dengan kesan-kesan lain pasca pertemuan itu, hahaha…. Barangkali mungkin karena aku belum mengenal lebih jauh dengan kau yah ? hehehe….

Aku kagak mau ambil pusing dengan apa yang ku rasakan hari ini. Think fresh to get more better aja lah. Insyaallah barokah. Amien.

Tak terasa aku kini sudah di penghujung tahun ajaran 2011-2012, dan sebentar lagi aku musti sibuk dengan rutinitas penyambutan mahasiswa baru. Ada yang bilang bahwa moment-moment penerimaan mahasiswa baru di kampusku adalah ajang pencarian jodoh. Benarkah demikian? Atau hal itu hanya justifikasi pihak yang tak senang melihat panitia pelaksana mendapatkan barokah ato nilai plus? Yah, biarkan sajalah anjing menggonggong kafilah berlalu. Hal yang sejak dulu aku herankan adalah, apakah justifikasi tersebut berlaku untuk semua panitia? Termasuk diriku? Entahlah, semakin berputar saja kepalaku jika harus memikirkan sesuatu yang menurutku tidak terlalu penting tersebut.

Kepercayaanku kini akan tuah sebuah pengorbanan, kiranya sudah mulai luntur. Kini aku temukan bahwa tuah bisa saja didapat melalui apapun, yang jelas jika ku simpulkan bahwa kini paras seseorang bisa menentukan segalanya. Terus kalau sudah seperti itu, double what ? serasa gak percaya bila hal itu sampai terjadi. Tapi mau bagaimana lagi jika kenyataannya memang seperti itu. Memelaskan kaumku, hehehee..

Jika memang Tuhan telah menggariskan jalan kehidupanku seperti ini, apa boleh buat. Aku musti menerima ini semua. Tak peduli kau kuterjang, seperti lirik lagu Camellia 2 miliknya Ebiet. G. Ade. :

Gugusan hari-hari
Indah bersamamu Camelia
Bangkitkan kembali
Rinduku mengajakku kesana

Inginku berlari
Mengejar seribu bayangmu Camelia
Tak peduli kau kuterjang
Biar pun harusku tembus padang ilalang

Tiba-tiba langkahku terhenti
Sejuta tangan telah menahanku
Ingin kumaki mereka berkata
Tak perlu kau berlari
Mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi
Maka biarkan ia datang
Di hatimu... di hatimu

Penggalan lirik lagu di atas, kini hanya tinggal puing-puing cerita indah saat kulalui hariku bersamamu.

Pintaku tak akan pernah pudar, apapun yang akan terjadi. Ku masih tetap setia dengan pintaku dulu. “dekatkanlah hamba dengan kiriman takdirMu, mudahkanlah hamba untuk metentuk kirimanMu…”

Semarang, 18 Juli 2012
Dear,

Dalam surau penantian yang tak pasti.

0 comment:

Post a Comment

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram