13 December 2012

Nasibku di KKL 2012

Tepat selasa dua minggu yang lalu, hari yang mungkin akan menjadi hari yang tidak akan pernah aku lupakan. Hari itu merupakan hari dimana aku dan temen-temenku akan mengawali perjalanan panjang dalam prosesi Kuliah Kerja Lapangan (KKL). KKL dalam kacamata akademik, memang sebagai salah satu kegiatan akademik yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa di Fakultas Dakwah. Namun, bagiku KKL adalah kegiatan menghambur-hamburkan uang karena hasilnya nihil. Hanya kegiatan bersenang-senang, berwisata bahkan  yang lebih parahnya lagi KKL digunakan sebagai lading proyek abadi pihak birokrasi. (itu penilaisan aku, tidak tahu bagaimana penilaian orang lain) Hehehehe…
Sejak awal digulirkanya KKL, memang aku salah satu orang yang paling tidak setuju dengan adanya kegiatan KKL. Bukankah yang paling terpenting adalah bagaimana mahasiswa bisa mengaktualisasikan keilmuan yang didapat dalam bangku perkuliahan ke dalam dunia professional. Sehingga akupun menyelesaikan administrasi KKL, pas hari H pemberangkatan.
Waktu itu rasa malas menghampiri diriku, padahal tinggal menghitung waktu pemberangkatan. Huft. Sorepun menghampiriku, ketika ku buka handphone ku, banyak sekali sms dan panggilan masuk ke handphoneku. Dari kesemuanya, intinya menyuruh aku untuk segera menuju ke kolasi pemberangkatan KKL. Maklum saja, hanya aku saja yang belum berada di lokasi pemberangkatan. (gila banget aku waktu itu, tidak merasa bersalah sama sekali. Padahal KKL belum lunas, ini malah bikin gara-gara baru. Telat menuju tempat pemberangkatan). Aku hampir saja empet baca sms yang masuk ke hp ku, sampai-sampai kajur KPI miss call, tidak aku angkat.
Aku masih ingat waktu itu jam di HP ku menunjukkan pukul 17.18, aku baru sampai di lokasi pemberangkatan. Sesampainya di lokasi, sambutan para birokrat kampus tidak ada variasi sama sekali, hanya menunjukkan satu ekspresi ketidaksukaan kepada aku. Dalam hatiku berkata “peduli amat” (hehehehe). Begitu sampai aku langsung masuk ke bus B. Kutampakkan ekspresi datar begitu ku berada di dalam.
Selama kurang lebih 12 jam perjalanan darat aku lalui, sebelum akhirnya aku menginjakkan kaki di kota Surabaya. Rombongan KKL pun segera transit di Mess Kesehatan Kemenkes RI. Segera ku bergegas untuk beristirahat sebelum ku ambil ambil air buat mandi di pagi itu. Sekitar pukul 7.12 menit aku sarapan bersama teman-teman satu geng. Ku habiskan hampir satu piring penuh nasi beserta lauknya, kebetulan pagi itu menunya adalah rawon yang sering banyak disebut orang-orang sebagai makanan khas Surabaya.
Makam Sunan Ampel, Ampeldenta Surabaya
Hampir pukul 8 waktu Surabaya, satu rombongan KKL Fakultas Dakwah bersiap untuk menuju ke lokasi KKL minor masing-masing. Kebetulan aku sendiri mengambil jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Tujuan KKL minor jurusan KPI adalah ke Harian Jawa Pos dan JTV Surabaya. Akan tetapi berhubung rombongan KKL baru akan diterima pada pukul 12.30. Panitiapun memutuskan untuk berkunjung ke Makam Sunan Ampel, setelah sebelumnya berputar di kawasan Hitech Mall Surabaya. Aku sempat sangat kecewa dengan ketidakpastian panitia pelaksana KKL tahun ini. Karena dari awal tidak ada keterangan jelas mengenai jadwal KKL. Hal ini dapat dilihat dari ketidakteraturan jadawal kunjungan yang terkadang sering berubah-ubah.
Siang itu di kota Surabaya terasa begitu panas. Maklum saja, siang itu matahari bersinar terik. Hal yang sama aku rasakan sewaktu kuinjakkan kaki di kompleks perkantoran Menara Jawa Pos Surabaya. Segera rombongan masuk ke dalam kantor redaksi Jawa Pos untuk prosesi kunjungan KKL yang pertama. Sesampainya di dalam kami mendengarkan penjelasan mengenai manajemen radaksi Jawa Pos, sejarah, prestasi dan lain-lain.
Kantor Redaksi Jawa Pos Surabaya
Hampir satu jam kulalui kunjungan pertama di objek KKL minor yang pertama dengan biasa-biasa saja. Tidak ada kesan mendalam di objek pertama ini. Hal yang sama juga ternyata aku rasakan di kunjungan objek KKL yang ke-2 yaitu di studio JTV. Kami hanya di ajak ke dalam studio 1 JTV, dengan fasilitas yang serba terbatas pihak JTV yang diwakili oleh Porgram Director J-Trax untuk mendengarkan materi mengenai JTV. Disini banyak sekali teman-temanku yang berdialog dengan crew JTV menanyakan tentang serba-serbi JTV. Tapi aku hanya mendengarkan saja, karena bagiku keterangan yang disampaikan oleh crew JTV adalah hal yang biasa saja. Hehehe… Tapi setidaknya aku sudah bisa nge-take beberapa gambar di lokasi KKL.
Selepas kunjungan di objek KKL minor di Surabaya, aku beserta rombonganpun segera melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali untuk melaksanakan kunjungan objek KKL Mayor di Pondok Pesantren Bali Bina Insani. Hampir 13 jam perjalanan darat dan laut aku lalui, sebelum aku tiba di Rumah Makan Soka Indah Tabanan Bali untuk sarapan dan berkemas menuju lokasi KKL Mayor.
Satu jam kemudian kamipun sampai di Pondok Pesantren Bali Bina Insani Tabanan Bali. Kamipun disambut puluhan santri dengan meriah dan semarak. Segera kami memasuki ruang kelas yang telah di tentukan oleh pihak pengurus pondok. Serentetan rangkain prosesi kunjungan telah menati kami. Berbagai pertunjukan dari skiil yang dimiliki para santri dipertontonkan di hadapan para peserta KKL dan perwakilan birokrasi Fakultas Dakwah. Selesai melihat pertunjukkan dan mendengarkan pemaparan pengurus pondok. Aku beserta rombongan segera meninggalkan lokasi pondok dengan meninggalkan beberapa kesan yang mendalam dari perjalanan panjang Pondok Pesantren Bali Bina Insani untuk meneguhkan eksistensi pendidikan Islam di tengah komunitas masyarakat Hindu Bali.
Selesai dari lokasi PP. Bali Bina Insani aku beserta rombongan langsung menuju ke lokasi Teman (Tempat Penyaman) Joger Tabanan untuk berburu oleh-oleh dan souvenir khas Bali yang kwalitas nomor 1. Dari Teman Joger aku telah mengantongi beberapa potong baju, dan segera ku menghampiri kasir untuk melakukan transaksi pembelian. Banyak juga dari teman-teman serombongan yang telah banyak mengantongi oleh-oleh lebih banyak daripada saya. Tidak ketinggalan juga para pendamping KKL yang memborong souvenir yang bermacam-macam.
Teman Joger telah berlalu, danau Bedugulpun telah menanti. Aku beserta rombonganpun segera bergegas menuju danau Bedugul karena mengingat waktu yang telah sedikit senja. Sesampainya di lokasi danau Bedugul kusempatkan untuk mengembil beberapa view gambar dengan latar danau Bedugul bserta keeksotisan danau. Terlihat juga beberapa teman serombongan yang menyempatkan diri untuk menikmati danau dengan menaiki kapal motor mengelilingi lokasi danau yang sudah Nampak berkabut. Kepuasaan akan karunia bumi ciptaan Allah aku dapatkan di lokasi ini, selain lokasi danau yang begitu eksotis ternyata terdapat masjid yang cukup besar sebagai salah satu pusat dakwah Islam di kawasan Kabupaten Tabanan.
Malampun segera menghampiri kami, jam istirahatpun sepertinya sudah menghampiri kami. Tempat peristirahatpun sudah menunggu. Tanpa berfikir lama, kami serombonganpun segera  menuju hotel untuk beristirahat.
Keesokan harinya sesuai dengan jadwal kami mengunjungi kawasan Pura Tanah Lot. Dengan nuansa yang masih tetap berbau Hindu kami segera menikmati lokasi wisata di sekitar kawasan tersebut. Dengan desiran ombak yang terdengar begitu merdu kusempatkan untuk berfoto bersama teman-temanku tentunya dengan latar Pura Tanah Lot dan Samudera Hindia.
Kutinggalkan kawasan Tanah Lot, untuk menyambangi lokasi yang lain tentunya masih dalam wilayah Pulau Bali, yaitu ke pantai Kuta. Sempat terbayang bagaimana kondisi pantai Kuta yang dipenuhi turis mancanegara dengan busana yang sedemikian rupa, waow. Nampaknya cuaca di siang itu sangat bersahabat. Akupun mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan beberapa gambar dengan view yang begitu eksotis berlatakan awan dan bibir pantai Kuta.
Pasca kunjungan ke pantai Kuta, berurutan kami mengunjungi juga kawasan pantai Tajung Benoa, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Pantai Sanur, Pasar Seni Sukawati Gianyar Bali. Ternyata masih saja kesan eksotis dan terkesan dengan kunjugan ke beberapa tempat wisata tersebut, walaupun sebelumnya aku juga pernah mengunjungi lokasi tersebut di tahun sebelumnya.
Setelah hampir lima hari kuhabiskan waktuku di atas bis, dengan berkunjung ke beberapa lokasi KKL maupun lokasi wisata. Tepat hari minggu aku sampai kembali di kota Semarang. Masih jelas teringat dalam bayangan bagaimana nuansa eksotisme pulau Bali dengan aneka ragam warna setibanya aku di kota Semarang. Setidaknya kesan mendalam pada kunjungan ke-duaku di Pulau Bali dapat menghapus sedikit kesan burukku di awal pemberangkatan KKL dari kota Semarang.


Kapal Feri Pelabuhan Ketapang Banyuwangi- Palabuhan Gilimanuk Bali
Sisi Barat Pelabuhan Gilimanuk Bali
RM. Soka Indah Tabanan Bali
PP. Bali Bina Insani, Tabanan Bali
Tempat Penyaman (TEMAN) Joger Tabanan Bali
Danau Bedugul Tabanan Bali
Gadis Bali memakai baju adat Bali
Pura Tanah Lot Bali
Pantai Kuta Bali
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Bali
Kelas KPI B berpose di kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Bali 
Selat Bali
Berpose di dalam kabin kapal feri


0 comment:

Post a Comment

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram