06 January 2013


Jogja, membawaku ke masa itu;
Cristmas moment


“Kurindukan romansa indah, saat masa-masaku masih bersamanya. Bukan sebagai kekasih ataupun teman spesial. Namun, sebagai sahabat sejati”

Pengurus OSIS SMA Pondok Modern Selamat Kendal berpose di depan Gedung Selamat-Rahayu
Sepertinya baru saja kemarin kuhabiskan waktu bersamanya di pesantren. Akan tetapi, waktu nampaknya tak merelakanku tuk mengingat-ingat kembali masa-masaku di pesantren bersamnya.



“Apa yang terjadi pada diriku saat ini ? Hingga aku kembali teringat sosoknya. Sosok sahabat sejati yang mampu menerima segala kekuranganku”, tanyaku dalam diri.
Malampun menjawaba pertanyaanku, “Itulah takdir Tuhan yang telah digariskan padamu”.

Kalau saja jawaban malam adalah benar. Maka, aku termasuk orang yang beruntung.

Pengurus OSIS SMA PMS setelah LPJ 2009
Tepat di hari Natal, di tahun 2012. Ku ayunkan langkahku ke kota pelajar Yogyakarta. Walaupun seorang diri, kuberanikan diri untuk memacu kendaraanku menuju Jogja. Tujuan awalku ingin menyelesaikan urusan akademikku dengan melakukan proses pengajuan magang.

Dun, besok aku mau ke Jogja, sudikah kiranya kau menampungku selama aku di Jogja?”, tulisku dalam SMS (short message system), yang kukirimkan pada salah satu rekanku waktu di SMA dulu, yang kini menempuh pendidikan sarjananya di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
“Oh iya, santai saja. Berapa orang emangnya? Berangkat kapan?”, jawab temanku singkat membalas SMSku.
“Rencana sih, sama satu temanku. Tapi, jadi atau tidaknya ntar aku SMS lagi dun. Besok aku berangkat agak siangan”, balasku lewat SMS, sambil senyum.

Setelah kepastian mendapatkan tempat penampungan. Segera ku persiapkan segala keperluan dan berkas-berkas yang akan digunakan esok hari sewaktu di Jogja. Dalam persiapanku, terbersit dalam memoriku salah satu teman sejatiku waktu di pesantren dulu. Teman yang pernah menjadi teman yang saling menukar curhatan lewat sebuah buku. Ya, buku berwarna ungu yang kini di pegang temanku tersebut menjadi saksi. Bagaimana pertemanan kita dulu. Akupun berkeinginan untuk menemuinya. Maklum saja sudah hampir satu tahun tak kulihat paras wajah cubbynya.

Angin malam berhembus merasuk ke dalam tulang-tulangku. Kunikmati setiap hembusan nafas dan detak jantung yang menemani penantianku malam itu. Ku sandarkan segala keluh kesahku pada sang Kholiq. Kesetiaan malam menemani perjalanan hidupku sehari-hari, tidak akan pernah kulupakan. Walaupun terkadang malampun begitu kejam terhadap diriku. Tapi, malam tetaplah malam yang merupakan ciptaan Tuhanku untukku, untuk dia dan untuk meraka.

Keesokan harinya, segera ku sapa temanku lewat SMS,
“bro aku perjalanan ke jogja ni”, tulisku singkat.

Saat itu jam di handphoneku menunjukkan jam 10.05. Setelah kukirim pesan SMS, segera ku pacu motorku melewati jalanan panjang menuju kota Gudeg Yogyakarta. Kuambil jalur yang melewati beberapa kecamatan, diantaranya; Ngaliyan dan Mijen (kota Semarang), Limbangan dan Boja (kabupaten Kendal), Sumowono dan Jambu (kabupaten Semarang), Wilayah Kota dan Kabupaten Magelang, hingga aku sampai juga di daerah Condongcatur Sleman Yogyakarta.
Inagurasi teater pengurus OSIS SMA PMS Kendal 2008

Kuinjakkan kakiku di wilayah provinsi Yogyakarta untuk yang kesekian kalinya, tepatnya aku berhenti di depan Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH) waktu menunjukkan jam 13.00. Sesuai dengan targetku,  kuhabiskan 3 jam perjalanan untuk menempuh jarak Semarang-Yogyakarta.

Kamar kos dengan lantai semen menantiku. Kurebahkan sebentar tubuhku yang sedikit lelah, sambil ku mulai percakapanku dengan teman SMAku. Ku coba mengobati rasa kangen akibat lama tidak berjumpa, dengan celotehan tentang masa-masa studi di kampus masing-masing. Hingga akhirnya sampailah kami di suatu pembahasan menarik.

“Lulus semester berapa kamu rencana, dun?” tanyaku singkat kepada si Madun.
“Mungkin semester depan udah lulus, ini judul skrispsiku udah masuk, terus kalau kamu lulus kapan?” sahutnya menjawab tanyaku.

Gila bener nih teman ku yang satu ini, ditanya malah balik nanya lagi. Mana pertanyaan itu, pertanyaan yang bikin aku jadi sedikit eror.

Terus ku jawab, “kalau berbicara mengenai lulus, aku mah belum ada ancang-ancang dun. Boro-boro skripsi, proposal judul skripsi aja belum ngajuin, hehehe”.

Sontak, si Madun tercengang mendengar jawabanku tersebut. Biarain saja dia tercengang. Sekali-kali bikin dia seperti itu tidak ada salahnya kan. Setelah percakapan singkat kami berdua. Kumulai perjalanan singkatku di kota Gudeg Yogyakarta. Kususuri kembali jalan-jalan protokol Jogja dengan sepeda motorku. Kebetulan kunjunganku ke Jogja kali ini sendirian. Aku pun tak ditemani si Madun (teman SMAku).

Aku berniat untuk menuju ke Jl. Malioboro, dengan bebarapa petunjuk dari si Madun akhirnya aku bisa sampai di Jl. Malioboro tepat jam 16.40. Kuparkir sepeda motorku di pinggir jalan Maliobor. Setelah kuparkir sepeda motorku, segera kubergegas untuk sholat Ashar. Selesai sholat, ku tapaki jalan Malioboro seorang diri. Kebetulan waktu itu bertepatan dengan perayaan Natal dimana hari tersebut adalah hari libur nasional. Tak pelak jalan Malioboro dipenuhi lautan manusia dengan berbagai macam bentuknya. Nampak pula beberapa kelompok pengamen yang mempertontonkan kebolehannya bermain alat music tradisional, sperti angklung, bass yang terbuat dari tong plastic, dsb. Aku sangat kagum melihat pertunjukkan dari para pengamen jalanan Maliobor waktu itu.

2 KM dari tempat ku memarkir motorku, akhirnya ku sampai tepat di depan tugu Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta. Kebetulan di situ adalah pertigaan, sehingga yang Nampak adalah beberapa kendaraan yang sedang antri di lampu traffic light. Ku tunggu adik kelas kuliah di sana. Beberapa saat kemudian, aku dan adik kelas kuliahku pun bertemu. Ku kitari kembali jalanan Malioboro bersama dia. Kusempatkan pula untuk mampir di warung Bakmi Jowo.

Di warung tersebut hanya percakapan-percakapan ringan yang mengiringi kebersamaanku waktu itu.
“Gimana kuliahnya dek?” tanyaku padanya.
“Alhamdulillah baik kak, kakak sendiri gaman? Lancer juga pastinya kan?” Jawabnya sedikit meledek.
“Alhamdulillah, paling tinggal 14 SKS saja semester ini.  Lantang ku menjawab.
“Terus, bagaimana rancangan skripsinya kak? Aku lagi pusing juga ni kak, mikirin revision tugal MP (metodologi penelitia; red.)”. Dengan ekspresi sedikit sendu.
“Boro-boro skirpsi dek, judul skripsi, proposal dan lain sebagainya. Permasalhannya saja belum kaka pikirkan kok, hehehe”. Jawabku santai.

Dengan berakhirnya seporsi bakmi jowo, berakhir pula percakapanku dengan adik kelas kuliahku. Kulanjutkan petualangan di kota Gudeng tersebut dengan mengantarnya keliling mencari beberapa buah tangan yang akan di bawanya untuk keluarganya di rumah.

Desember, salah satu rangkain bulan dalam satu tahun. Di mana musim hujan biasanya segera menghampiri. Kupacu kembali motorku menyusuri jalanan Jogja. Kali ini tujuanku adalah menyambangi salah satu rekanku di organisasi. Masih tetap sama, hanya kesendirian dan rintik hujan yang temani perjalananku malam itu. Ku jumpai beberapa muda-mudi yang berboncengan berjalan mendahuluiku. Setelah itu sampailah diriku di rumah rekan organisasiku Thibbur, rekanku yang lagi studi di UIN Jogja. Aku masih ingat, rumah si Thibbur berada di daerah jembatan layang Janti Sleman Yogyakarta.

“Piye kabare pak?”. Tanyaku singkat.
“Alhamdulillah baik, ada agenda apa ini, kok sampai di Jogja sendirian?”. Jawabnya singkat.
“Biasa pak, ketemu teman di Jogja. Bagaimana kemarin, setelah ngisi kegiatan di Semarang?”. Tanyaku lagi. Kebetulan si Thibbur kemarin pernag mengisi kegiatanku di HMJ KPI waktu agenda Purnabakti HMJ KPI IAIN Walisongo.
“Biasa saja pud. Cuman ada salah seorang dosenku yang tahu, kemarin aku ngisi di tempatmu”. Sahutnya.
“Wah, naik pamor berarti sekarang, hehehe”. Ledekku ke dia.

Ditengah perbincangan ku dengan si Thibbur, datang lagi rekanku yang lain. Dia adalah si Aif, rekanku di organisasi yang sama, anak asli Klaten. Saat ini masih studi di UIN Jogja. Rekan satu kelas si Thibbur. Perbincangan kami bertiga pun meluas ke berbagai aspek kehidupan. Ditemani segelas kopi panas buatan istrinya si Thibbur perbincangan kami mengalir bagaikan air yang akan menuju ke hulu.

Waktu telah menujukkan jam 01.30 saat kami mengakhiri perbincangan kami. Aku berpamitan dengan si Thibbur dan si Aif untuk segera bergegas menuju tempatnya si Madun. Udara dingin Jogja menemaniku kembali ke tempatnya si Madun. Saat itu masih terlihat beberapa kendaraan yang berpacu di jalanan Jogja. Beberapa warung kopi pun masih ramai dari kerumunan manusia. Tak ketinggalan pula, beberapa warung angkringan pinggir jalan masih setia menemani beberapa manusia di malam itu. Sesampainya di kosnya si Madun, segera kurebahkan tubuhku yang sudah terlihat kelelahan setelah seharian berkutat dengan pekatnya dunia.

Keesokan harinya, nuansa asri Jogja menyambutku dengan penuh kasih. Sang mentari pun memperlihatkan sinarnya yang begiru indah. Ku alunkan nyanyian alam untuk memuji anugrah-Nya. Kuambil air mandi sebagai tanda ku mulai hari-hariku lagi. Setelah semuanya beres, ku berpamitan dengan si Madun dan mengucap terimakasih karena telah menampungku selama 2 hari di Jogja.

Kembali kupacu sepeda motorku menyusuri jalanan kota Jogja. Kali ini bukan untuk menemui rekan-rekanku. Akan tetapi untuk, menemukan alamat lokasi kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di mana kamtor ADiTV Jogja berada. Hampir satu jam lebih, hingga ku bisa menemukan lokasi kampus UAD. Tepatnya di Jl. Kapas dekat stadion Kridosono Jogja.

Apa yang terjadi setelah aku sampai di kampus UAD. Ternyata kantor ADiTV sudah pindah alamat di Jl. Tajem KM. 5 Jogja. Akhornya ku berbalik arah menuju daerah stadion Maguwoharjo Sleman. Setelah hampir 2 jam. Ku berhasil menemukan lokasi kantor ADiTV yang baru, dan yang lebih parahnya lagi. Ternyata kantor ADiTV Jogja dekat dengan lokasi koas temanku, si Madun. Ya, kira-kira hanya7 KM dari Condongdatur Sleman. Aku hampir saja stress hanya gara-gara mencari lokasi kantor ADiTV yang baru.

Semua berkas yang telah aku persiapkan sebelumnya, segera kuserahkan kepada recepsionis ADiTV. Setelah semuanya kelar, waktu sudah menujukkan jam 12.40. Kusempatkan diri untuk mengisi perut yang sepertinya sudah letih menahan rasa lapar, sejak malam hari. Warung angkringan pun menjadi tujuanku saat itu. Maklum saja, dengan keuangan yang mepet, hanya angkringan yang menjadi alternative terakhir.

Adzan dzuhur memanggilku untuk melaksanakan kewajibanku terhadap sang Khaliq. Kusempatkan sedikit waktuku untuk melaksanakan sholat Dzuhur, di salah stu masjid di Jl. Ring Road Timur Jogja. Selesai sholat ternyata ada pesan masuk di handphoneku. Ternyata SMS itu dari si Yazuk, teman SMA ku dulu, yang sekarang sedang studi di Universitas Negeri Yogyakarta. (UNY).

“Masih di jogja?” tanyanya padaku.
“Iya masih, ni barusan dari daerah Maguwoharjo, habis ini aku mau pulang ke semarang. Sebelum pulang bolehkah ku maen ke kos kamu?”. Tulisku lewat SMS.
“Iya main saja sini, tapi aku lagi bokek. Jadi tidak ada jajan di kosku, hehehe”. Lanjutnya.
“Masyaallha, seperti sama siapa saja. Santai saja kali. Memangnya aku mampir kos kamu Cuma kalau mau minta jajan saja. Kos kamu mana? Tidak usah nyiapin suguhan apa-apa. Aku cumin pengen ketemu saja”. Jawabku sedikit kesal.
“Hehehe,masih seperti yang kemarin. Di belakang kampus UNY Gejayan”. Jawabnya lewat SMS.

Setelah mendapat kepastian si Yazuk sedang berada di kos. Dengan beberapa petunjuk darinya. Akhirnya ku berhasil menemukan lokasi kosnya si Yazuk. Beberapa saat kemudian, yazuk menemuiku dari belakang. Setelah kulihat ternyata ada perubahan darinya.

“Lho, kok sepertinya ada yang berubah”. Tanyaku padanya sedikit meledek.
“Apanya yang berubah? Kayaknya biasa saja. Gimana kabar kamu? Kuliah kamu?”. Jawabnya datar.
“Itu lho tubuhmy, kelihatannya tambah gemuk. Wah pasti makmur sekarang nih. Alhamdulillah baik kabarku. Oh ya kemarin, barusan saja aku LPJ kepengurusan HMJ KPI, heheh”. Candaku padanya.

Percakapan kami berlangsung seru. Karena kami sempat juga membahas mengenai pembahasan masa depan pasca kuliah. Kulihat wajahnya yang sepertinya lelah menapaki kehidupannya. Maklum saja, si Yazuk sekarang menginjak masa-masa kahir studi. Proposal skripsinya pun sudah masuk, tinggal menunggu siding. Beda dengan diriku yang masih saja terbuai dengan romansa studi S-1 di kampus.

Si Yazuk adalah teman SMA ku yang dulu sering curhat denganku. Aku pun juga sering curhat dengannya. Aku masih ingat betul dengan masa-masa ku di SMA dulu. Lewat buku berwarna ungu darinya, yang bertuliskan “My Mood Today”. Dia mencurahkan segala isi hatinya kepadaku. Aku tak tahu bagaimana proses awal hingga kami bisa saling curhat seperti itu. Tapi yang jelas, aku merasakan hal yang luar biasa saat pertama dia curhat kepadaku. Menuliskan isi hatinya dalam buku ungu itu. Kemudian kubacalah tulisannya, yang kutahu waktu itu. Ini teman yang bagiku teman sejatiku, karena dia tak melihatku dari apapun. Tapi ketulusanlah yang membawanya mau menuangkan curahan hatinya padanya. Aku pun hanya bisa membalasnya, dengan curahan isi hatiku juga. Kutuliskan isi hatiku, tentunya agar dia tahu.

Berawal dari curahan hatinya yang dia tuliskan lewat buku ungu tersebut. Akhirnya berlanjut dengan tulisan-tulisan curhat yang lainnya. Tak hanya isi hati saja yang kami tuliskan lewat buku ungu tersbut. Tetapi, kamipun sempat membincangkan masa depan kami pasca SMA. Kebetulan waktu itu aku dengan si Yazuk, sama-sama sedang menempuh pendidikan di salah satu pesantren yang terletak di kota Kendal. Tak ada kata cinta, tak ada kata sayang dan tak ada kata-kata bijak yang mengiringi hubunganku dengannya. Hanya ada rasa saling mengerti, rasa saling memahami sebagai seorang sahabat sejati.

Seandainya waktu itu aku mampu berkata padanya, inginku ungkapkan;
“Terima kasih kau telah mau menjadi sahabatku. Terima kasis kau telah mau menerimaku sebagai sahabatmu. Dan terima kasih kau mau menjadi bagian sejarah dalam hidupku. Semoga kelak Tuhan bersedia mempertemukan kita kembali walaupun dengan jalan kita masing-masing”

Moment Natal tahun ini telah membawaku, kembali mengurai memori masa laluku. Terima kasih Tuhan, telah kau berikan kesempatan kepadaku untuk sampai di hari ini. Jogja, membawaku ke masa itu;Cristmas moment. J



 

ELF Journey di penghujung senja akhir tahun 2012 J
Semarang, Akhir Desember 2012- 5 Januari 2013

0 comment:

Post a Comment

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram