06 January 2013

Tuhan Membawaku ke Puncak Merbabu J
Catatan akhir; perjalanan panjang menuju puncak Merbabu
Oleh; ELF Journey

Sampai di Basecamp Pak Parman Dk. Genting Selo Boyolali
Ueforia perayaan tahun baru 2013 mulai menggeliat di kalangan masyarakat luas. Maklum saja bulan Desember hanya menyisakan beberapa hasi saja, sebelum kalender 2012 berganti dengan kalender 2013. Desir angin membawaku untuk membuat sebuah rencana, membuat sebuah moment special untuk menutup akhir perjalananku di tahun 2012.
Sebenarnya sederet rencana sudah pernah aku susun. Namun, terkadang kehendak Tuhan tidak sesuai dengan rencana yang direncanakan. Tapi apalah daya, diriku hanyalah hamba yang memiliki keterbatasan daya upaya. Satu persatu rencana yang sudah aku susun rapi, satu-persatu gagal di tengah jalan. Mulai dari rencanaku weekend di moment liburan Natal dengan mengunjungi kota Tegal, akhir tahun di kepulauan Katimun Jawa Kabuoaten Jepara.
Namun, kiranya Tuhan memilihkanku sebuah jalan yang begitu indah buatku. Ketika rencanaku kandas di tengah jalan. Tuhan telah mempersiapkan sebuah perjalanan diriku ke kota Gudeg Jogja. Setelah sebelumnya sempat berencana ke Tegal, tapi akhirnya ke Jogja. Hingga rencana akhir tahun di Karimun Jawa, Tuhan menggatikannya dengan perjalanan yang luar biasa, yaitu perjalanan menuju Puncak Gunung Merbabu 3124 Mdpl (meter di atas permukaan laut) Boyolali.
Setidaknya aku sempat merasakan, akan indahnya rencana Tuhan yang diberikan buat diriku. Ke temukan indahnya alam yang Tuhan ciptakan buat manusia. Kesan yang mendalam yang aku dapatkan pasca pendakianku di Puncak Gunung Merbabu. Walaupun dengan perjuangan yang luar biasa beratnya, akhirnya ku berhasil mencapai Pos Sabana 1 puncak Merbabu melalui jalur pendakian Selo Boyolali.
Perjalanan panjang telah aku lalui dengan beberapa orang sahabatku sebelum akhirnya ku berhasil menginjakkan kaki di pos Saban 1 puncak Merbabu. Dengan persiapan yang hanya semalam, dan dengan keterbatasan peralatan serta pendanaan. Kutekadkan bulat untuk mendaki puncak Merbabu.
Tapat hari jum’at 28 Desember 2012, setelah rencana ke Karimun Jawa gagal. Ku tulis pesan singkat dengan handphoneku. Kukirimkan ke salah seorang juniorku Arif. Mahasiswa jurusan KPI semester 1.
“Rip, tahun baru kemana ni rencananya?”. Tanyaku melalui SMS.
“Belum tahu nie mas”. Jawabnya, seperti belum tahu maksudku.
“Muncak yuk”. Ajakku singkat.
“muncak kemana mas? Kapan?”. Tenyanya kepadaku.
“Ke Gunung Sindoro Temanggung, sabtu pagi kita berangkat. Teman-teman di ajak ya”. Ajakku serius.
“OK, mas. Ntar teman-teman tak SMS”. Jawabnya tegas.

Tersebarlah pesan singkat dari Arif kepada teman-temannya. Setelah itu, sampailah aku di Jum’at malam. Kusambangi rumah si Marko (mahasiswa KPI semester 1). Kuajaklah dia untuk ikut serta dalam kegiatan pendakian kali ini. Hingga akhirnya aku beserta para juniorku menyepakati untuk merubah tujuan pendakian. Dari tujuan semula ke puncak gunung Sindoro Temanggung menjadi ke puncak gunung Merbabu Boyolali.
Waktu yang semakin mepet dengan waktu pelaksanaan, membuat kami mempersiapkan segalanya dengan penuh keterbatasan. Sabtu sore, mulai menampakkan kegagahannya kepadaku. Beberapa sahabatku yang berkeinginan untuk ikut pendakian berkumpul di depan kantor Dekanat Fakultas Dakwah. Membincangkan serta mengecek keperluan sebelum pendakian.
Sempat terjadi beberapa tragedy sebelum aku dan sahabat-sahabatku berangkat menuju Boyolali. Ternyata ada beberapa teman yang mengurungkan niatnya di tengah perjalanan karena beberapa alas an yang tidak bisa disebut satu-persatu. Dari jumlah awal 12 orang yang berencana melakukan pendakian. Tinggal menyisakan 8 orang yang siap lahir bathin melakukan pendakian di puncak gunung Merbabu.
Sekitar pukul 20.00 kami berangkat menuju Boyolali. Angin malam yang begitu munusk tulang serta gelapnya jalanan tidak mengendurkan niatan kami. 3 jam lebih kami menghabiskan waktu di jalanan Semarang-Boyolai. Hingga akhirnya kami sampai di rumah kerabat kami si Marko yang berada di desa Sumber kecamatan Sino yang masuk dalam wilayah kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Sambutan ramah, dengan senyum lebar mewarnai kedatangan kami di rumah si Marko. Masih sangat jelas di pikiran bagaimana sambutan orang tua si Marko kepada kami. Hangat dan menyenangkan. Rasa letih pun menghampiri kami begitu kami memasuki rumah sederhana di salah satu sudut kabupaten Boyolai. Dunia mimpi kami pun segera menghampiri kami. Ya, tepat sekali; kami tertidur dengan pulasnya. Hingga akhirnya perjalanan lanjutan yang kami rancanakan akah kita mulai setelah Shubuh harus diundur sampai jam 08.00.
Puncak Kenteng Songo tampak belakang
Pagi menyambut kami dengan penuh kehangatann. Nuansa asri pedesaan begitu kami rasakan. Suara kicauan burung, sangat jelas terdengar di telinga kami. Semilir angin yang masuk melalui sela-sela dinding rumah semakin membuat kami merasa tenang dan damai. Tapi, kami tidak boleh terbuai dengan suasana pedesaan kali ini. Karena masih panjang perjalanan yang musti kami lalui untuk sampai di puncak Merbabu.
Dari Simo-Selo, kami menghabiskan waktu 2 jam. Karena kami sempat berhenti di beberapa tempat untuk membeli perlengkapan pendakian dan memebeli beberapa keperluan logistic yang akan kami gunakan saat pendakian. Setelah semua perlengkapan dan logistic sudah di tangan. Pendakian siap dilakukan.
Setikar jam 10.00 kami sampai di basecamp pak Parman, salah satu basecamp terakhir sebelum memasuki jalur pendaikan Selo Boyolali. Kami pun mengurus administrasi pendakian. Mulai dari jasa retribusi pendakian hingga laporan adanya kegiatan pendakian. Tak ketinggalan packing segala keperluan kami lakukan di sana.
Jam 10. 23 kami memulai pendakian menuju puncak Merbabu 3124 Mdpl. Di awal perjalanan kami di sambut dengan pintu gerbang yang mendakan titik awal pendakian Merbabu melalui Jalur Selo. Sekitar 2 jam perjalanan dari titik awal pendakian, akmi pun sampai di pos 1 Dok Malang. Walaupun harus bersusah payah untuk sampai di pos 1, sampai-sampai aku harus tergeletak sejenak selama kurang lebih 15 menit di tengah perjalanan menuju pos 1.
Dari pos 1 Dok Malang menuju pos 2 dibutuhkan waktu selama 2 jam. Setelah pos 2, kami sudah tidak tahu lagi sudah sampai mana. Karena kami baru melakukan pendakian ke puncak Merbabu untuk yang pertama kalinya. Tetesan keringat yang membasahi kami, semakin membuat semangat kami terpacu untuk segera sampai di puncak. Kondisi tubuhku yang pada waktu itu tidak menentu, membuat perjalananku sedikit terganggu. Sehingga seringkali aku mengambil istirajat di tengah-tengah perjalanan. Beruntungnya, Tuhan masih memberiku kekuatan untuk melnajutkan perjalanan.
Gerbang Jalur Pendakian Merbabu via Selo
Angin gunung mulai berhembus dengan kencang. Awan gelap pun segera menghampiri kami. Rintik hujan menyambut kami di daerah Tikungan Macam. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk istirahat sejenak untuk mengenakan jas hujan. Setelah semua sudah siap kami melanjutkan perjalanan. Selama hampir 2 jam kami habiskan waktu untuk sampai di pos Sabana 1. Mengingat kondisi yang tidak memungkinkan. Akhirnya kami mendirikan tenda di sini. Dengan perlatan ala kadarnya, tenda pun bisa berdiri. Segera kami beristirahat dengan kondisi yang sedemikian rupa. Tubuh capek, lunglai serta pegal-pegal, ditambah lagi angin pegunungan yang begitu dingin memaksa kami untuk saling berhimpithimpitan agar dingin bisa sedikit berkurang.
Suasana malam saat itu, begitu mencekam. Berbeda dengan puncak gunung yang sebelumnya pernah aku daki. Suasana di gunung Merbabu begitu dingin menusuk tylang. Ditambah nuansa yang sedikit mistis membuat waktu malam saat itu, begitu lama berjalan. Di tengah masa-masa istirahat kami, terdengar beberapa kali opera pendaki lain yang baru saja tiba, kemudian mendirikan tenda juga di sekitar tempat kami mensirikan tenda.
Hari sabtu, 31 Desember 2012 menyambut kami dengan suasana yang berbeda. Sinar sun rise dari ufuk timur begitu indah di mata. Ditambah hembusan angin pegunungan semakin menambah kemesraan kami dengan alam semesta ini. Desiran lautan ilalang juga mengiringi kami menatap sinar sun rise yang nampak cantik. Mata ini seolah tidak mau berkedip, melewatkan sedetik pun waktu kami untuk menikmati alam ciptaan Tuhan dari atas gunung Merbabu. Dari arah timur pula terlihat samar-samar jajaran gunung Lawu yang sedikit tertutup awan.
Selain pemandangan sun rise di ufuk timur, di sebelah kanan tempat kami berdiri berdiri tegak gunung Merapi. Gunung berapi yang paling aktif di dunia, terlihat tinggi menjulang gagah dengan puncaknya yang masih tertutup kabut tebal. Di sebeleah kiri kami berdiri pula puncak Syarif dan puncak Kenteng Songo yang memanggil kami untuk segera mendakinya. Tak ketinggalan pula, pemandangan indah di belakang kami, gunung Sindoro dan Sumbing juga terlihat jelas, walaupun dengan ukuran yang sangat kecil. Agaknya waktu itu kami sedikit beruntung karena cuaca cerah. Sehingga pemandangan yang tidak bisa dilihat oleh semua pendaki gunung Merbabu karena cuaca yang terkadang tidak mendukung.
Melihat pemandangan yang maha dahsyat dari gunung Merbabu, kami menyempatkan diri untuk mengambil beberapa foto-foto narsis dengan background pemandangan-pemandangan tersebut. Setelah puas berfoto-foto. Perut terasa lapar, kunyalakan kompor kumasak beberapa mie instan untuk mengganjal perut kami. Sambil memasak mie instan, kami menyempatkan diri untuk membincangkan rencana selanjutnya. Dari hasil perbincangan akhirnya disepakati untuk mengakiri pendakian ini. Mengingat kondisi dan juga perbekalan yang tidak memungkinkan.
Setelah sarapan pagi, kami bergegas untuk segera turun menuju basecamp pak Parman. Di luar dugaan kami, waktu yang dibutuhkan dari atas sampai ke bawah hanya 2 jam. Padahal waktu untuk sampai ke puncak hampir 8 jam. Benar-benar di luar perkiraan kami. Dalam perjalanan turun ke bawah, kami berpapasan dengan banyak pendaki lain, yang ingin menghabiskan malam pergantian tahun di atas puncak Merbabu. Tapi bagi kami sudah cukup menyenangkan walaupun belum sampai puncak, yang terpenting pengalaman pertama ini bisa tersimpan di memori kami.

Tuhan,
Sungguh indah alam ciptaanMu…
Gunung, sawah, hutan dan lautan adalah buktinya…
Dalam setiap hembus nafasku,
Ku panjatkan do’a dan harapanku padaMu,
Ijinkahlah hamba untuk menikmati alamMu
Walau ku tahu, ku bukanlah khalifah yang sempurna,
Tapi usahaku tak akan pernah padam
untuk menikmati kesempurnaan alam ciptaanMu..

Hembusan anginMu tak pernah bosan untuk menggontaikanku,
Sinar MentariMu tak pernah lelah menerangi langkahku,
Aliran darahMu dalam tubuhku tak pernah mengeluh untuk menghidupiku,
Namun, waktuku telah banyak terbuang tanpa menyebut namaMu,
Tenagaku, terbuang sis-sia tanpa ada usaha berbakti padaMu,

Walaupun diriku begitu hina,
Namun ijinkan hamba untuk menikmati alamMu….

 
ELF Journey, 29-31 Desember 2012
Write On; Semarang, 6 Januari 2013


Numpang ng-share photo-photo hasil jepretan kemarin :D :


Dk. Sumber Simo Boyolali
Tiket Pendakian Merbabu


Pos 1 Dok. Malang

Gunung Merapi tampak belakang


Sun Rise dari Pos Sabana 1

Gunung Lawu Tampak Samar-samar

Puncak Sindoro tampak jauh

Berpose dengan latar Gunung Merapi


Tikungan Macan gunung Merbabu

Ketep Pass Volcano Centre Magelang


2 comments:

  1. wua.. indah banget, jadi pengen naik gunung. haha..

    ReplyDelete
  2. hehehe,,,
    memang indah teh, apalagi kalo bisa ngeliat sun rise :) :) :)

    ReplyDelete

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram