17 January 2014

Expedisi Akhir Tahun Mt. Sumbing 3371 Mdpl

Tahun 2013 segera berlalu dengan segala kenangan serta pengalaman yang pernah terukir. Ada manis, pahit, senang, gembira, pilu dan mengharukan. Ya, itulah sedikit dari hasil proses berputarnya roda kehidupan seseorang. Tahun 2013 bagiku adalah tahun yang luar biasa, di tahun ini dapat kuraih beberapa angan-angan serta impianku yang pernah terpikirkan. 

Moment pergantian tahun bagiku adalah moment dimana kita sebagai seorang manusia harus bisa berintropeksi diri. Menilai diri kita sendiri selama kurang lebih satu tahun kehidupan yang telah dijalani. Walaupun bagi beberapa orang, menilai diri sendiri adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Terkecuali orang lain yang memberikan penilaian tersebut.

Sudah sejak lama, aku sudah membuat sebuah rencana untuk menghabiskan moment malam pergantian tahun. Tentunya masih dalam koridor mengingat kepada yang Maha Mebuat Hidup. Rencana kali ini yang kubuat adalah, rencana Pendakian Akhir Tahun Mt. Sumbing 3371 Mdpl. Sebuah rencana yang menurutku sedikit beresiko, mengingat bulan desember-januari adalah musim penghujan, dimana cuaca di daerah pegunungan sulit sekali ditebak dan seringkali berubah tidak menentu. 

Walaupun demikian tekad dan rencana yang bulat sudah ada di tangan. Tinggal bagaimana mengeksekusi kesemuanya itu menjadi sebuah proses eksekusi yang baik. 

Seminggu sebelum tanggal 31 Desember 2013, kuberitahukan rencanaku tersebut ke beberapa teman-temanku yang biasa menemaniku mendaki gunung. Tentunya dengan harapan agar mereka bersedia menemaniku dalam pendakian kali ini. Mendekati pelaksanaan pendakian kudapati ada orang temanku yang menyatakan keinginannya untuk ikut pendaian kali ini. Meraka adalah; Lisin (2009), Suhud (2009), Arif (2012), Adiknya arif (Anak baru angkatan 2013), Atun (2010), dan Dian (2013).

Tim pendakian kali ini berjumlah tujuh orang termasuk aku. Masih seperti pendakian-pendakian sebelumnya, aku masih ditunjuk sebagai leader pendakian. Walaupun, teman-teman yang lain banyak yang sudah layak menjadi leader, tapi teman-tema yang lain masih mempercayai diriku. Pendakian kali ini adalah pendakian ke-10 kalinya. 

Sempat emosi di awal pemberangkatan, karena kita harus menunggu salah seorang kami yang kebetulan masih ada kegiatan kuliah lapangan pada tanggal 31 Desember tersebut. Dari rencana awal pemberangkatan pada pukul 09.00 pagi, akhirnya kita baru bisa berangkat jam 14.30 siang. Walaupun demikian, semangat kami tidak pernah menurun, justru semakin meningkat. Saat itu yang ada dalam benakku adalah, bagaimana caranya bisa sampai basecamp pendakian sebelum pukul 18.00. AKhirnya kupacu sepeda motorku dengan keceptan penuh, ku lewati tikungan demi tikungan, tanjakan demi tanjakan, serta turunan demi turunan. Hingga akhirnya kami bisa sampai di basecamp pendakian sebelum pukul 18.00

Kali ini, kami melewati rute perjalanan; Ngaliyan - Boja - Sumowono - Temanggung Kota - Parakan - Garung Wonosobo - Basecamp. Hampir 3 jam kami berada di jalanan sebelum akhirnya sampai di basecamp pendakian. Setibanya di basecamp pendakian, kondisinya sudah penuh sesak dengan para pendaki lain dari berbagai macam daerah. Maklum saja, gunung adalah salah satu tempat favori untuk menghabiskan malam pergantian tahun.

Kuparkirkan kendaraan kami sesuai dengan petunjuk para ranger Sumbing. Kemudian, kami beristirahat sejenak sambil mempersiapakan segala kebutuhan pendakian. Kami berencana mendaki setelah sholat Isya'. Ku sempatkan sejenak untuk menikmati suasana dingin ala-ala kaki gunung dengan menikmati nasi goreng serta teh hangat. Lumayanlah, setidaknya bisa mengisi perut kami yang sudah mulai keroncogan. Setelah melaksanakan sholat maghrib dan sholat Isya', kami segera berkemas-kemas. Kumasukkan segala keperluan ke dalam tas carrier 75L ku. Tidak lupa kami berdo'a kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keselamatan dalam pendakian kali ini. Setelah semuanyasudah beres, tiba-tiba hujan deras turun mengguyur kawasan lereng gunung Sumbing, hingga akhirnya kami harus menunda beberapa waktu untuk memulai langkah pendakian kali ini. 

Hampir satu jam lamanya kami harus menunggu hujan berhenti. Sekitar pukul 20.30 saat hujan sudah mulai berhenti, kami mulai bergerak dari basecamp Garung menyusuri jalanan menanjak menuju puncak gunung Sumbing. Jalan  menanjak serta licin harus kami lalui. Tanjakan-tanjakan curam harus kami lalui dengan sekuat tenaga, beberapa kali pun kami harus berhenti sejenak untuk sekedar menghela nafas yang sudah mulai ngos-ngosan. Hampir 2 jam lamanya kami berjalan menyusuri perkampungan penduduk, ladang sayur penduduk, serta hutan pinus, akhirnya setelah melawati sungai kecil kami sampai di Pos 1. Kami beristirahat sejenak di pos ini, sebelum melanjutkan perjalanan.

Brenjak dari pos 1, jalanan semakin menanjak seperti tidak memberikan ampun kepada kami, selain itu juga kami tidak mendapatkan bonus pendakian (jalanan landai). Kami pun terus berjalan beriringan di tengah hutan, dengan senter menempel di kepala kami. Cuaca dingin semakin menambah kenikmatan pendakian saat itu, belum lagi kabut yang sempat menyapa kami beberapa kali semakin mempertegas kepada kami, bahwa itu adalah gunung Sumbing yang sedang kami daki.

Beberapa kali anggota kami harus terpeleset, serta terpelanting karena jalanan yang licin serta terjal. Kami harus berjibaku dengan tanjakan-tanjakan maut ala gunung Sumbing, selain itu pun kami harus mengejar waktu agar bisa sampai target lokasi sesuai dengan rencana awal kami. Kurang lebih sudah 3 jam kami berjalan hingga kami pun saampai di pos 2. Setelah melalui pereundingan, kami memutuskan untuk nge-camp di pos 2, melihat kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di pos 2, sudah ada beberapa pendaki yang sudah mendirikan tenda di lokasi tersebut. Kami mendapatkan sambutan hangat ala pendaki. Kehangatan antar pendaki inilah yang seringkali membuatku kangen serta ketagihan untuk kembali berpetualangan di gunung-gunung Indonesia.

Masih, tetap ditemani rintik gerimis saat kami mulai mendirikan tenda. Dengan cepat kami mendirikan tenda, tak lupa setelah tenda berdiri kami segera membuat minuman hangat untuk menghangatkan suhu tubuh kami yang sudah mulai kedinginan. Beberapa bekal yang kami bawa, satu persatu kami keluarkan. Seyelah kami memasak beberapa bahan makanan, kami pun menikmati sajian sederhana ala pendaki gunung sekedar untuk mengisi perut yang sudah mulai lapar lagi. Perut sudah terisi, badan pun sudah mulai merasakan sedikit kehangatan kami pun tertidur di tengah belantara gunung Sumbing. Sejenak kami berada di dunia berbeda yaitu dunia mimpi. 

Rencana awal kami ingin melanjutkan perjalanan setelah subuh. Akan tetapi situasi dan cuaca kembali tidak bersahabat kepada kami. Hujan kembali turun, kabut pun setia mengiringi turunnya hujan saat itu. Melihat kondisi di lapangan yang demikian, kami membuat ulang rencana selanjutnya, yaitu kalau sampai pukul 08.30 hujan belum reda maka dengan berat hati kami harus turun.

Di tengah dinginnya udara pagi waktu itu, beberapa pendaki lain yang juga sedang melakukan pendakian memutuskan kembali turun ke basecamp. Pendaki-pendaki yang baru turun dari atas, memberitahukan kepada kami bahwa kawasan puncak Sumbing kondisinya sedang extrem, kabut tebal serta hujan masih turun di sekitar pos 3 hingga kawasan puncak. Hal ini lah yang menyebabkan kami mengurungkan niat menggapai puncak. Walaupun sebenarnya, hatiku berat untuk ridak menyelesaikan misi pendakian kali ini. Namun, tetap satu yang menjadi peganganku, apapun yang terjadi keselamatan diri waktu mendaki adalah satu hal yang wajib dijaga. Di tengah kegalauan kami, Suhud memutuskan untuk naik ke puncak seorang diri. Sebenarnya kami sudah melarangnya, namun apa boleh buat dia tetap nekat. Berbekal 2 botol minuman serta beberapa potong roti di naik seorang diri. 

Setelaah dirasa kondisi sudah kondusif, kami akhirnya turun gunung. Suasanan turun kali ini sedikit berbeda, karena kami minus Suhud. Perasaanku mulai tidak enak, karena masih kepikiran Suhud yang sendirian naik ke atas. 2 ham berselang aku sampai di basecamp pertama kali. Sesampainya di basecamp, keluangkan waktu untuk melaksanakan sholat setelah sebulumnya bersih-bersih diri. Sambil menunggu teman-teman yang masih tertinggal di belakang, aku duduk di depan basecamp sambil menimmati suasana dingin ala daerah pegunungan. 

Satu persatu dari kami sampai juga di basecamp pendakian dengan beragam kondisi. Mulai dari baju yang rusuh karena terkena tanah dan sebagainya. Setelah semuanya berkumpul kami sedikit bersenda gurau sambil menunggu kedatangan Suhud. Kami pun menghabiskan beberapa piring nasi rames suguhan pak kadus Garung.

Selang 2 jam lamanya, akhirnya Suhud bisa sampai di basecamp. Sesampainya di basecamp, Suhud bercerita tentang pengalamannya di atas puncak. Hanya ada kabut serta angin badai di sana. Tidak hanya itu, dia pun bercerita tentang pertemuannya dengan sosok hantu manusia yang bertubuh besar di Pos 3 "Peken Setan (Pasar Setan)", hingga menyebabkannya harus terperosok dari bukit karena rasa takutnya. Beberapa luka gores ringan dirasakannya.

Dengan sampainya Suhud kembali ke basecamp pendakian, maka berakhir pula pendakian akhir tahun Mt. Sumbing 3371 Mdpl. Walaupun kami tidak bisa menggapai puncaknya, namun kami mendapatkan pembelajaran yang amat sangat luar biasa. Dan satu hal yang paling penting kami bisa selamat sampai kembali ke tempat kami masing-masing.

Satu pelajaran penting dalam pendakian; Alam kadang-kadang bisa memunculkan kemarahannya, kadang pula bisa menunjukkan persahabatannya. Tergantung bagaimana kita bersikap pada alam. Keegoisan diri seseorang dapat memberikan dampat buruk bagi dirinya sendiri. Kekompakan, kerjasama serta pengertian adalah kunci dalam menggapai tujuan bersama. dan terakhir, tetep cintai alam Indonesia dan lestarikan Alam Indonesia"
Salam Lestari, Salam Rimba !!!

"Terima Kasih Tuhan atas segala karunia yang telah Engkau berikan kepada kami"





















0 comment:

Post a Comment

Welcome

Selamat Datang,
Selamat berkunjung di webblog milik Saifudin Elf, sebuah catatan sederhana dari sebuah proses dinamika berfikir, merangkai, dan menyusun kata.
"tak ada sejarah yang terukir tanpa tulisan, tak ada dokumentasi seindah lukisan Tuhan"
dengan motto tersebut, ku coba untuk menuangkan segala hasil pemikiran, jejak kaki, dan perjalanan hidup melalui webblog sederhana ini.
Kritik dan saran sangat saya harapkan,
Kritik dan saran Hubungi :
Saifudin ELF SMS/Call : 085740951321
Email : iffudz.saifudin@gmail.com
Twitter : @saifudinelf
Best Regard,
-saifudin elf-

Categories

Powered by Blogger.

Followers

Visitor


Blog Archive

Contact us

Name

Email *

Message *

Business

Instagram